Apa yang Membedakan Padel dengan Tenis

Lapangan padel.

WANITAINDONESIA.CO – Saat ini padel tengah menjadi tren baik di kalangan anak muda maupun orang tua. Sehingga tidak mengherankan lapangan padel tumbuh bak jamur di musim hujan khususnya di kota-kota besar.

Sebenarnya apa yang membedakan padel dengan tenis yang sudah terlebih dulu hadir di Indonesia.

Padel sendiri awalnya banyak dimainkan di Meksiko. Awalnya seorang pada tahun 1969 di Acapulco, Meksiko, oleh seorang pengusaha bernama Enrique Corcuera.

Baca Juga :  Arie Untung Dilarikan ke Rumah Sakit Usai Bola Padel Menghantam Bagian Matanya

Enrique Corcuera ingin membuat lapangan tenis di rumahnya, tetapi lahannya terbatas. Akhirnya, ia menciptakan lapangan yang lebih kecil dan menambahkan dinding di sekelilingnya untuk mencegah bola keluar, yang kemudian menjadi cikal bakal olahraga padel modern.

Padel dan tenis memang sekilas terlihat mirip, tapi ada perbedaan mendasar di berbagai aspek, mulai dari lapangan hingga cara bermain.

Baca Juga :  BRImo SIP Padel League 2025: Strategi BRI Dorong Gaya Hidup Sehat dan Komunitas Urban yang Aktif

Berikut adalah poin-poin utama yang membedakan padel dengan tenis:

  • Lapangan
    Padel Jauh lebih kecil (sekitar 20m x 10m). Dikelilingi oleh dinding kaca/beton yang menjadi bagian dari permainan (mirip squash). Sedangkan tenis Lebih besar (sekitar 23,77m x 8,23m untuk tunggal). Terbuka tanpa dinding yang digunakan dalam permainan.
  • Raket
    Padel berbentuk padat (tidak bersenar), biasanya terbuat dari komposit (karbon/fiberglass), dengan permukaan berlubang. Gagang pendek. Fokus pada kontrol dan manuver. Sedangkan tenis Bersenar dengan bingkai yang lebih besar dan gagang lebih panjang. Fokus pada kekuatan dan spin.
  • Bola
    Padel mirip bola tenis, tapi dengan tekanan udara lebih rendah sehingga antulan lebih lambat dan lebih terkontrol. Sedangkan tenis memiliki tekanan lebih tinggi. Pantulan lebih cepat dan lebih tinggi. (Gdi)
Baca Juga :  Arie Untung Dilarikan ke Rumah Sakit Usai Bola Padel Menghantam Bagian Matanya