Antimo Jadi Obat Paling Banyak Dikonsumsi, Saham PEHA Naik 8 Persen

WanitaIndonesia.co, Jakarta –PT Phapros Tbk baru-baru ini melakukan survey internal yang melibatkan masyarakat yang berdomisili di wilayah Jabodetabek. Penelitian ini untuk mengetahui perspesi konsumen terhadap Phapros serta pengetahuan mereka tentang industri farmasi di Indonesia. Adapun yang menjadi responden berasal dari berbagai kalangan, dari mulai karyawan, tenaga kesehatan, hingga mahasiswa.

Dari hasil survey tersebut, diketahui bahwa Antimo menjadi produk yang paling banyak dikonsumsi konsumen. Dibandingkan dengan merek lainnya yang hanya mendapat 1 persen, 14 persen responden lebih sering mengonsumsi obat untuk menyamankan perjalanan tersebut

“Karakter ini bisa dipersepsikan bahwa mereka memiliki loyalitas terhadap Antimo yang juga dapat langsung memberikan manfaat dalam jangka pendek untuk mabuk perjalanan,” ungkap Plt Direktur Utama PT Phapros Tbk, Ida Rahmi Kurniasih.

Dari sisi sumber informasi yang dikonsumsi masyarakat untuk mendapatkan edukasi kesehatan, sebanyak 77 persen responden mendapatkan dari media sosial, dan 15 persen dari portal berita. Menariknya, terdapat 6 persen responden yang mendapatkan informasi tentang kesehatan dari newsletter organisasi atau perusahaan.

“Penelitian kami juga melihat ternyata kegiatan seperti Live Instagram dan Live Tiktok juga menjadi preferensi mereka dalam mencari info tentang kesehatan. Ada 25 persen dari mereka yang menjawab suka mengikuti siaran langsung di medsos, dengan rincian 13 persen Live Instagram dan 12 persennya Tiktok”, tambah Ida.

Selain itu, 39 persen responden juga ikut komunitas olahraga untuk mendapatkan pengetahuan kesehatan, dan hanya 22 persen yang mencarinya melalui seminar atau workshop.

Demografi responden terdiri dari 68 persen adalah pekerja kantoran atau wirausaha, 20 persen adalah ibu rumah tangga , 3 persen tenaga kesehatan, 8 persen mahasiswa atau pelajar dan sisanya di luar profesi tersebut.

“Survei internal ini menjadi masukan bagi kami untuk terus berkontribusi dalam melayani masyarakat melalui obat dan alkes yang inovatif,” ungkapnya.

Selain itu, dalam kurun satu bulan terakhir hingga Juli 2024 , pergerakan saham PT Phapros Tbk (PEHA) mengalami peningkatan sebesar 8 persen. Seperti diketahui, sektor farmasi masih menjadi sektor yang menarik di tahun 2024, termasuk saham-saham emiten di sektor tersebut. Meski tantangannya banyak, peluang yang ditawarkan juga tidak sedikit. Banyaknya perusahaan farmasi di Indonesia yang terus bertumbuh, baik dari sisi produksi obat-obatan maupun alat kesehatan serta jamu merupakan faktor yang membuat pasar farmasi masih cerah tahun ini.(wib)