![](https://wanitaindonesia.co/wp-content/uploads/2025/02/banner-atas.png)
WanitaIndonesia.co, Tangerang – Jawa Barat, Nabi Muhammad SAW pernah mengalami kejadian pahit dalam hidupnya. Kiranya umat Islam dapat mencontoh beliau dalam menghadapi serta menjalankan kehidupannya paska peristiwa tersebut.
Wakil Menteri Luar Negeri Kabinet Merah Putih, H. Anis Matta merupakan salah satu pembicara “Joyful Ramadan”, event kolaborasi antara Indonesia Syiar Network (ISN) bersama Friend for Palestine yang telah terselenggara sukses di Garuda Main Hall, ICE BSD (Sabtu, 8/2).
Anis menceritakan peristiwa pahit yang pernah dialami Nabi. Salah satunya saat Beliau mengalami kekalahan pada perang Uhud. Diceritakan ada sebanyak 70 orang sahabat Nabi yang sangat dicintainya syahid dalam perang. Salah satunya Paman beliau, Hamzah bin Abdul Muththalib yang disebut dengan Tuannya para sahabat. “Apa yang membuat kekalahan ini yang menjadi guncangan besar bagi sahabat – sahabat Nabi?. tanya Anis.
Pria kelahiran Bone ini menjelaskan, “Bukan kanibalisme yang diperlihatkan oleh Hindun binti Utbah terhadap jasad Hamzah. Namun yang mengguncang hati sahabat, fakta bahwa mereka bisa kalah. Padahal yang memimpin perang adalah Rasulullah SAW. Apa maknanya dari peristiwa ini?
“Kita lihat serta ambil contoh perang Palestina yang terakhir, yang mana Pemimpin Hamas, Ismail Haniyah syahid. Ini merupakan hal yang biasa. Saat kalah pada perang Uhud, Al-Qur’an turun untuk membimbing para sahabat. Perlu diingat tujuan Al-Qur’an diturunkan bukanlah untuk menghibur Nabi beserta sahabatnya yang syahid, atau yang gugur juga yang tersisa usai berperang.
Tapi lewat Al-Qur’an, Allah membangkitkan rasionalitasnya, “kata Anis.
Anis menambahkan, “Al-Qur’an mengatakan “Kalau kalian terluka, musuh kalian juga akan terluka. Dan itulah hari-hari di mana kemenangan serta kekalahan kami pergilirkan diantara kalian.”
“Mengikuti sejarah Bangsa Palestina yang terjajah dari waktu ke waktu, saya mengerti jatuh bangunnya. Di saat mereka sedang putus asa lalu menang, kemudian jatuh lagi sambil mencari jalan untuk menang kembali. Saya mengikuti perjalanan perjuangan mereka secara detil. Dan saya juga terlibat dalam membantu mereka terus – menerus, “ujar Anis.
Ketua Umum Partai Gelora
melanjutkan, “Termasuk ikut memimpin demo bersama Prabowo di Bundaran HI. Saya ajak beliau untuk turun berdemo. Ini merupakan budi baik beliau bagi perjuangan bangsa Palestina.”
“Tapi yang kita yakini sekarang adalah jalan kemenangan mereka yang sudah kelihatan. Terutama mereka sudah memasuki siklusnya. Sudah hampir 80 tahun mereka itu dijajah, dari tahun 1948, dan sekarang siklus itu akan berbalik. Karena itu kita menyaksikan tanda-tanda kemenangan serta kemerdekaan Bangsa Palestina. ”
Pertama, Negara Israel sekarang sedang bertengkar dengan negara pendukungnya. Israel bukan lagi menjadi prioritas. Eropa, Rusia, China ikut mendukung kemerdekaan Palestina.
Kedua, Alasan moral berdirinya Israel itu semakin hilang. Dulu Israel itu adalah diaspora Yahudi yang ada di Eropa. Awalnya mereka hanya mengalami diskriminasi tapi akhirnya mengalami pembantaian holokaus, dan karena itu Eropa merasa berhutang budi untuk memberikan tanah kepada diaspora Yahudi agar punya negara sendiri.
“Tapi sekarang mereka yang menjadi pelaku holokaus mereka yang menjadi pelaku pembantaian. Mereka yang menjadi pelaku genosida. Dan alasan moral untuk mendukung Israel bagi dunia itu sudah hilang sama sekali, “ujarnya
![](https://wanitaindonesia.co/wp-content/uploads/2025/02/IMG-20250212-WA0015-938x1024.jpg)
Dari Intifada ke Perang Kemerdekaan
Anis menerangkan, “Karena ini sudah hilang, sekarang kita menyaksikan perubahan dalam landscape perang Palestina. Sekarang ini menurut saya adalah perang kemerdekaan, bukan intifada seperti dulu. Jadi kita sekarang membayangkan seperti apa masa depan Palestina. Bayangkanlah ketika dulu ketika orang Vietnam melawan tentara Amerika. Dalam perang kemerdekaan mereka korbannya lebih dari 3 juta, tapi akhirnya Amerika keluar dari Vietnam.”
“Bahwa ini merupakan bagian dari perjalanan panjang menuju kemerdekaan. Apakah nanti solusinya seperti apa, kita tidak tahu. Tapi yang bisa kita pastikan sekarang, mereka sedang menuju kepada kemerdekaan, “terang politisi ulung ini.
Anis menyampaikan, “Saat muncul wacana pemindahan warga Gaza oleh Donald Trump yang pertama menolak adalah orang Gazanya sendiri. Mereka tentunya tak akan mau untuk dipindahkan.”
Pertanyaannya bagi kita sekarang, apa sumber daya tahan mereka? Sumbernya ayat yang tadi saya sebutkan.
“Saudara sekalian bagaimana caranya kita dapat bertahan hidup dalam tekanan yang panjang, itulah pertanyaan yang harus kita jawab. Salah satu jawabannya, jika kita mempunyai tujuan besar dalam hidup, Inshaa Allah kita akan mempunyai sumber energi yang tidak akan habis-habis guna mencapai tujuan tersebut, “ungkap penulis buku dakwah, dan politik.
“Kemerdekaan merupakan tujuan hidup orang di Palestina. Dan itulah sumber energi mereka, yang bisa membuat mereka bertahan. Dan karenanya mereka tidak pernah menghitung angka, berapa yang mati hari ini, “katanya.
“Saya ke Dhoha beberapa waktu yang lalu. Bertemu dengan Ismail Haniyah, 3 minggu sebelum beliau sakit. Saya tidak menyaksikan wajah sedih, dan tertekan pada wajah mereka semuanya. Saya tanya mereka, kira – kira berapa lama bisa bertahan?. Mereka jawab sampai kapanpun kita akan terus bertahan. Karena mereka itu bertahan, jangan salah pembantainya yang akan lelah duluan bukan yang dibantai, “imbuh Anis.
“Mudah-mudahan apa yang telah saya sampaikan bisa menjadi suluh, bahwa untuk mencapai cita-cita yang besar, kita harus tetap hidup dan bertahan walau dalam tekanan yang berat, dalam waktu yang sangat panjang,” pungkas Anis.
![](https://wanitaindonesia.co/wp-content/uploads/2025/02/banner-atas.png)