wanitaindonesia.co. Bogor – Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Alfian Mallarangeng mengingatkan pentingnya manifesto Partai Demokrat untuk diterjemahkan dalam program kepartaian di Jakarta. Pasalnya, manifesto ini hasil rumusan Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang sekaligus membentuk ideologi dan jati diri partai.
Hal ini disampaikan Andi Mallarangeng saat menjadi pembicara pada Orientasi Pengurus DPD Partai Demokrat DKI Jakarta, di kawasan Puncak, Bogor. “Manifesto ini menjadi koridor perjuangan partai yang salah satunya tercermin dalam mars Partai Demokrat yang juga diciptakan SBY. Salah satunya adalah mewujudkan Indonesia sentosa, hidup aman adil dan damai serta demokratis dan sejahtera,” ujarnya, Kamis (24/3).
Andi menegaskan sejarah ini perlu dijaga, sebab masih ada yang berupaya membangun narasi untuk membelokkan sejarah Partai Demokrat. “Sekarang ini zamannya post thruth politic, di mana sesuatu yang salah kalau terus digaungkan berulang-ulang bisa jadi dianggap benar,” ujar Andi Mallarangeng dalam keterangan kepada wartawan di Jakarta.
Terlebih pernah ada upaya pembelokan Partai Demokrat oleh kubu Moeldoko yang berhasil digagalkan. Namun, tegasnya, upaya pembelokan narasi sejarah Partai Demokrat terus dijalankan oleh sejumlah mantan kader Partai Demokrat.
Meski demikian, kata pria yang akrab disapa AM ini, kader Partai Demokrat DKI Jakarta harus bisa menyuarakan kebenaran terkait Partai Demokrat secara berulang. Sebab, tegasnya, Partai Demokrat pernah berjaya dan akan kembali berjaya di Indonesia. “Demokrat memposisikan dirinya sebagai partai tengah sejati. Dengan tagline Nasionalis-Religius, Partai Demokrat tidak ke terlalu ke kiri, juga tidak ke kanan. Namun ada di tengah-tengah masyarakat, pro rakyat,” tegasnya.
Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta, Mujiyono menambahkan orientasi pengurus DPD Partai Demokrat DKI Jakarta penting dilakukan untuk memulai langkah strategis dalam memenangkan hati, pikiran dan suara rakyat. Komposisi pengurus DPD Partai Demokrat DKI Jakarta ini cukup komprehensif. Komposisi perempuan mencapai 39 persen, pengurus dengan usia di bawah 40 tahun mencapai 47 persen dan komposisi pengurus dengan background pendidikan tinggi mencapai 78 persen.
“Kita butuh supertim, bukan superman. Dengan bergabungnya 2007 pengurus ini dari beragam latar belakang, alhamdulillah, inilah formasi supertim. Ini cara kita menjalankan partai modern. Insha Allah kemenangan ini kita jaga terus dan kita realisasikan pada Pemilu 2024 nanti,” tegasnya.(Sen)