WanitaIndonesia.co, Jakarta – Film Mencuri Raden Saleh hadir di tengah krisis perfilman Indonesia.
Ide ceritanya terbilang cukup unik, menceritakan ulah sekelompok anak
muda yang ingin mendapatkan uang dengan mencuri lukisan.
Keunikan ide cerita tersebut membuat OT Group yang menaungi produk Fullo (wafer renyah dengan isian krim cokelat dan susu vanila) menjadi sponsor resmi film Mencuri Raden Saleh.
Head of Corporate and Marketing Communication OT Group Harianus Zebua menyampaikan, “OT Group masih konsisten untuk mendukung industri film nasional komitmennya.
Kami tertarik dengan ide cerita karena tampil beda dan unik. Semangat kreativitasnya sama dengan produk kami Fullo yang mengkomunikasikan brand-nya menggunakan karakter unik melalui 6 karakter pemain tersebut. “
“Memeriahkan peluncuran perdana film Mencuri Raden Saleh, kami mengundang 5 pecinta Fullo yang berhasil menerima tantangan dari kami. Mereka membuat ide kreatif atas remake poster dari karakter, dengan membuat kisah pendek versi mereka. Selain mendapat hadiah menarik, mereka berkesempatan bertemu dengan pemain Mencuri Lukisan Raden Saleh dan menonton filmnya, “pungkas Hari.
Film Mencuri Raden Saleh merupakan produksi Rumah Visinema Pictures yang rencananya akan dirilis pada tanggal 25 Agustus 2022 di 17 kota.
Karya sutradara Angga Dwimas Sasongko menceritakan kisah sekelompok anak muda yang melakukan pencurian lukisan karya Raden Saleh yang dipajang di istana negara. Pito yang diperanankan Iqbaal Ramadhan butuh uang banyak untuk membebaskan ayahnya yang meringkuk di penjara.
Karena tak mungkin beroperasi sendiri ia mengajak teman-temannya, anak muda galau diantaranya Ucup (Angga Yunanda) dan Gofar (Umay Shahab) yang tergiur dengan iming-iming mendapatkan uang besar. Aksi pencurian mereka tergambar cukup menegangkan,
maklum amatiran dan harus menembus kokohnya pertahanan istana.
“Nah, apakah upaya tak terpuji mereka itu berhasil? Silahkan tonton sendiri ya gaesss…!
Flash back ke sejarah, Raden Saleh nama aslinya adalah Raden Saleh Sjarif Bustaman, merupakan pelopor seni lukis modern Indonesia. Ia berguru ke pelukis ternama dunia Cornelius Kruseman saat menimba ilmu di negeri Belanda.
Di sini ia memantapkan tekadnya untuk menekuni profesi sebagai pelukis. Karirnya terbilang gemilang, karyanya dinilai memiliki teknik lukis yang tinggi, banyak diapresiasi oleh tokoh penting, serta keluarga
kerajaan Belanda.
Saat menetap di Prancis, lukisannya terpengaruh gaya romantisme Delacroix dengan ekspresi romantisme. Usai perjalanan panjangnya di sejumlah negara Eropa, Raden Saleh pulang ke Indonesia.
Ia gemar melukis pemandangan.
Salah satu lukisannya yang sangat fenomenal Penangkapan Diponegoro yang terinspirasi dari tema lukisan serupa oleh pelukis Belanda. Lukisan Belanda tersebut kemudian direvisinya karena menurutnya ada manipulasi peristiwa oleh sang pelukis.
Lukisan Raden Saleh menggambarkan cerita emosional, suasana dinamis,
hal-hal yang menyentuh perasaan, serta sindiran terhadap penjajahan Belanda dan penguasa.
Selain melukis pemandangan, Raden Saleh mengerjakan potret Raja Jawa dan keluarganya.
Raden Saleh wafat karena sakit dan dimakamkan di Kampung Empang – Bogor.