Jangan Hanya Sekedar Euforia Digitalisasai

wanitaindonesia.co – Tren memasarkan produk secara digital menjadi upaya penting untuk bertahan dan tetap berkarya di masa krisis. Serta terhindar dari paparan virus Covid-19.

Namun digitalisasi penjualan produk untuk pelaku UMKM tidak semudah mengucapkannya.
Banyak pelaku yang masih belum cakap menyerap teknologi. Juga kreativitas menampilkan produk secara digital, story telling, serta hal-hal lain yang mendukung, harus dikuasai untuk memenangkan persaingan.

Katyusha, pemerhati gaya hidup dan penghobi handycraft dunia menyampaikan buah pikiran atas penyelenggaraan INACRAFT Reborn kepada wanitaindonesia. co.

1. Pastikan pelaku UMKM yang terlibat pameran dan penjualan online telah terserfikasi produknya, memiliki layanan paripurna pada saat transaksi dan setelah barang diterima pembeli, serta jujur.

Saya pernah kecewa ketika membeli wastra dari pelapak yang belum terkenal. Produk yang di foto terlihat menarik dari pemilihan jenis kain, serta warna, namun ketika datang tidak seindah yang saya lihat. Ketika komplain, jawaban mereka asal.

2 . Foto produk dalam ukuran jelas dari berbagai angle. Hadirkan stylish indah, art, lebih dominan ke moderen minimalis sebagai penegasan produk tersebut premium.

3. Penting menghadirkan produk dalam bentuk video, agar produk ‘berbicara’ langsung ke pembeli. Narasi pengusaha penting, tapi langsung to the point agar konsumen tidak bosan karena terlalu lama berinteraksi.

4. Buat gimick dengan pembelian sejumlah nominal tertentu dengan hadiah menarik. Saran saya diskon saja untuk pembelian ke dua. Ini menguntungkan pembeli juga penjual. Pernah berbelanja wastra endek. Terpikat oleh banyak pilihan, akhirnya saya beli banyak karena ada diskon.

5. Pastikan semua pelaku menyertakan product knowledge utamanya keistimewaan produk, bahan, teknik, perawatan, cara pemakaian, hingga aplikasi penggunaan. Seperti pada wastra yang juga indah digunakan sebagai elemen interior melalui website mereka.

6. Untuk memperkuat promosi, UMKM harus bisa membuat komuniti untuk konsumennya. Ada aktivitas seperti workshop kreatif untuk mengikat batin agar konsumen tidak lari ke toko tetangga.

7. Selalu memunculkan ragam desain baru, minimal setahun sekali. Inspirasi bisa dari mana saja seperti hal-hal aktual. Ketika pandemi Covid-19, hadir motif virus Corona pada batik tulis.

8. Hadirkan diferensiansi produk dari harga ekonomis, menengah hingga premium untuk mengakomodir sekmen pembeli.

9. Penting untuk bermitra dengan layanan ekspedisi yang amanah. Barang tidak rusak atau hilang, tepat waktu dan jika konsumen dan penjual komplain segera dicarikan solusinya. Khusus pembeli yang lokasi rumahnya jauh dan sulit diakses, pastikan jaminan lamanya waktu barang sampai ke konsumen.

10. Bergabung dengan penyelenggara pameran besar, serta layanan penjualan berbasis teknologi. (RembulanPerak).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini