wanitaindonesia.co – Perceraian apapun sebabnya tak pernah mudah bagi perempuan. Organisasi Save Janda mendata, banyak janda yang sulit untuk cepat move on karena merupakan korban KDRT dan belum mandiri secara ekonomi
Perceraian atau perkawinan yang bubar di tengah jalan, tak pernah mudah bagi perempuan.
Yang paling berat adalah: menyadari ketika perempuan harus cepat menyesuaikan diri untuk hidup sendiri, dan jika dia punya anak, ia harus cepat take over atau handle semua kebutuhan dan keperluan rumah
Belum lagi harus menjawab ketika orang lain bertanya,” sudah sah menjadi janda, ya?.”
Karena menyandang status janda di negeri bernama Indonesia ini bukan hal yang mudah, belum apa-apa sudah menerima stigma, stigma sebagai janda yang ditempeli status sebagai perempuan kesepian, sampai stigma pedas sebagai perempuan yang bisa menggoda rumah tangga orang
Saya jadi melihat apa yang terjadi pada artis, Celine Evangelista pasca ia bercerai. Terlepas dari alasannya bercerai dengan suaminya, pemain sinetron Stefan William yang tidak diekspose di media, saya belajar dari Celine Evangelista yang langsung handle semua kerja-kerja di rumah: mengurus 4 anak yang masih kecil-kecil, harus tetap kerja keras dan melihat ke depan, bahwa hidup harus terus berjalan
Celine Evangelista sendiri dalam sebuah wawancara di TV menyatakan shock dan sangat terpukul dengan perceraian, namun ia tetap memilih fokus untuk membesarkan keempat anaknya. Siap tidak siap, Celine harus menjadi single mother.
Pemeran film horor “Bangku Kosong” ini enggan menjelaskan alasan mengapa ia memutuskan berpisah dengan laki-laki yang telah menjadi pasangannnya sejak 2016 ini. Celine menyebut berpisah dengan Stefan adalah pilihan terbaik dan sudah saatnya ia semakin dewasa dan jadi partner yang baik untuk mengurusi anak-anak.
“Aku juga bingung yang penting perpisahan itu terjadi karena ada masalah, konflik, sudah gitu aja,” ujar Celine, dikutip dari kanal YouTube Dapur Bincang Online, Jumat (22/10/2021),
Celine mengakui ada konflik dan permasalahan yang terus-menerus terjadi dalam rumah tangganya. Celine yang sudah lama tidak bekerja, kini banyak menjadi host di sejumlah televisi dan bisa mandiri secara ekonomi
Terlepas dari konflik dan alasan bercerai, Konde.co mewawancari founder Save Janda, Mutiara Proehoeman tentang sulitnya menjadi janda, apalagi di awal-awal perceraian
Mutiara menyatakan bahwa perceraian apapun sebabnya tak pernah mudah bagi perempuan. Save Janda selama ini mendata banyaknya perempuan yang bercerai karena menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang tentu sangat sulit untuk cepat move on.
Namun apapun alasan perceraiannya, semuanya tak pernah mudah bagi perempuan. Mutiara punya sejumlah tips untuk menyelesaikan masalah perceraian dan cepat move on. Intinya, perempuan harus mempertimbangkan bahwa hidupnya sama pentingnya dengan perjuangan yang ia lakukan untuk mengatasi perceraian:
1.Menyelesaikan Masalah Perceraian
Situasi ini bukan situasi yang mudah, karena bisa jadi perempuan harus mengurus kasus hukum perceraiannya berbulan-bulan, bahkan untuk korban KDRT bisa bertahun-tahun. Tentu persoalan-persoalan ini harus diselesaikan lebih dulu
2.Mandiri Secara Ekonomi
Yang kedua, tentu perempuan harus mandiri terutama mandiri secara ekonomi, apalagi jika ia punya anak.
“Menjadi janda itu tak pernah mudah, maka perempuan itu harus siap untuk mandiri, kita tidak pernah tahu jika suatu saat suami meninggal. Semua akan menjadi janda suatu saat nanti. Kita harus siap take over. Janda dengan anak itu berbeban tanggungjawab,” kata Mutiara yang diwawancara Konde.co pada 25 Oktober 2021
Save Janda mendata, sebanyak 90% janda yang bercerai itu tidak disupport keuangan oleh mantan suami. Jadi Mutiara menyarankan, perempuan pada saat menikah harus punya plan A-Z dan mempersiapkan semua ini jika suatu saat bercerai atau berpisah dari suami
“Living in the moment, khusus untuk perempuan, we need to think about the future, gue sekarang hidup nyaman, nanti suami yang akan handle, you will never know tomorrow, by, bye, I’m gone. Bisa jadi suami meninggal dan meninggalkan hutang, apapun yang terjadi, perempuan harus mandiri apapun kondisinya, perempuan harus berani untuk berusaha tanpa suami sendiri.”
“Kita bisa bekerja, ini salah satu cara untuk empowerment women, yang penting mau maju dan berdaya, ini modal perempuan. Kamu punya handphone, ini modal sosial kamu, dan dari HP ini bisa dijadikan uang,” kata Mutiara mencontohkan ketika ia menjadi care giver bagi para janda atau perempuan kepala keluarga
3.Jangan Lupa Urus Diri Kita Agar Tetap Sehat Mental dan Spiritual
Yang ketiga, adalah harus sehat secara mental dan spiritual. Mutiara selalu mengatakan, jangan lupa pikirkan dirimu sendiri.
“Karena kebanyakan janda yang bercerai, harus mengurus kasusnya, mengurus anak-anak, sampai lupa memikirkan diri sendiri harus tetap sehat mentalnya.”
Ini bisa dilakukan dengan melakukan kebiasaan atau hobi yang kita sukai dan mungkin sudah lama kita tinggalkan karena kita terlalu fokus menyelesaikan perceraian. Jika ada yang hobi menyanyi, bisa menyanyi di kamar mandi, menggambar, olahraga, apapun aktivitasnya, kita harus punya waktu untuk me time
“Be aware with your mental health, yang dilakukan harusnya reach out. Aku tanya: hobi kamu apa? Kapan kamu terakhir melakukan hobimu? Gak punya waktu? 5 menit untuk lakukan hobimu, untuk curhat sudah dilakukan, jadi 5 menit give time for your soul untuk dirimu, misalnya menyanyi di kamar mandi, menggambar, dll jika tidak kamu akan tercerai berai karena kamu tulang punggung keluarga. Kasih waktu yang lebih lama dan sejam untuk diri kamu sendiri, anaknya dititipkan dulu dan ada quality time with your soul, karena kalau ibu stress, tidak akan jalan rumahnya, untuk melepaskan beban yang ada di otak.”
4.Cari Support Group
Mencari teman-teman atau kelompok yang mendukung kita adalah langkah selanjutnya, karena tak semua akan mendukung kita, terkadang, keluarga menganggap perceraian adalah aib, maka banyak janda yang kemudian tak didukung keluarganya
“Make friend, cari support group, family tapi tidak semua bisa begitu karena ada keluarga yang menyatakan ini aib, maka Save Janda kemudian melakukan penguatan untuk itu.”
5.Mencari Konselor atau Psikolog
Jika kondisimu belum juga tenang, maka kamu harus mencari konselor, psikolog atau psikiater untuk bercerita dan meringankan perceraian yang kamu hadapi
“Go to professional, konselor, lalu psikolog, minta psikiater, tapi jangan pernah mendiagnosis diri sendiri tanpa bantuan ketiganya. Banyak info yang mengambil salah, dan membuat depresi.”
6.Let It Go
Yang terakhir yang harus kamu lakukan adalah let it go atau biarkan semua ini terjadi. Jika kita bisa membiarkan ini semua terjadi dan mau ‘menerima’ ini semua, maka kita harus meyakini bahwa Tuhan dan alam semesta akan mengatur semuanya
“Let it go lepaskan saja dari situasi ini, let God, the universe, forgiveness untuk orang yang menyakiti kamu.”