wanitaindonesia.co – Saat anak sakit, biasanya orang tua langsung cemas. Apalagi bila ia sampai susah tidur atau jadi malas makan.
Sering kali, konsultasi ke dokter anak menjadi serba buru-buru karena anak keburu rewel atau orang tua ingin segera kembali ke rumah agar anak bisa segera istirahat. Bahkan, orang tua pun sering kelewatan untuk tidak menanyakan hal-hal penting terkait obat yang diresepkan oleh sang dokter anak.
Padahal, jenis obat yang berbeda, cara mengonsumsinya pun berbeda. Ada baiknya, orang tua lebih teliti dan meluangkan waktu menanyakan hal-hal penting berikut ini kepada dokter anak saat mereka meresepkan obat:
1. Bagaimana dosisnya?
Siapa yang selalu berpedoman, “Aaah, kan, sudah ada aturan pakai di kemasan obatnya….”?
Mayoritas kemasan obat memang selalu dicantumkan dosis obat, akan tetapi hanya berdasarkan usia. Namun, sebaiknya Anda tetap menanyakan dosis yang tepat untuk anak Anda pada dokter. Karena, ada beberapa jenis obat—termasuk parasetamol—yang dosisnya tidak bisa serta merta dihitung berdasarkan usia, melainkan perlu penakaran berdasarkan berat badan anak Anda.
Cari tahu rumus menakar dosis parasetamol di sini.
2. Seberapa sering?
Ini adalah pertanyaan yang sangat penting. Akan tetapi, jangan hanya berhenti di jawaban, “Obat harus dikonsumsi 1X, 2X, atau 3X sehari saja.” Jika dokter mengatakan suatu obat harus dikonsumsi 3X sehari, tanyakan apakah itu artinya harus berjeda tiap 8 jam sekali atau seperti apa?
Dokter mungkin juga mengatakan, “Berikan obat ini jika anak demam saja.” Tanyakan lebih detail pada dokter: dalam kurun waktu berapa lamakah obat bisa diberikan ulang apabila demam anak belum reda. Jeda tiap dosis ini penting untuk diketahui. Karena jangan sampai Anda memberikan berlebihan pada anak Anda.
3. Setelah makan atau sebelum makan?
Pastikan apakah obat tersebut dikonsumsi setelah makan atau sebelum makan. Tanyakan juga konsumsi obat harus diberi jeda berapa menit atau berapa jam dari waktu makan.
4. Bagaimana menyimpannya?
Ada beberapa obat yang bisa disimpan di dalam suhu ruang, namun ada pula yang perlu disimpan di lemari pendingin.
5. Jika dimuntahkan, haruskah diberi lagi?
Nah, ini yang sering terjadi pada anak. Sering kali, butuh keributan dulu untuk memberikan obat pada anak kecil. Begitu obat masuk ke mulutnya, eh, malah dimuntahkan kembali. Sehingga, orang tua wajib menanyakan pada dokter mengenai apabila anak memuntahkan obat, apakah harus diberikan lagi: apakah satu dosis penuh atau bagaimana?
6. Apakah harus dihabiskan?
Ada beberapa obat yang harus diminum sampai habis seperti antibiotik dan ada pula yang berhenti dikonsumsi apabila sakit sudah reda.
7. Jika terlewat satu kali dosis, haruskah dirapel?
Jika Anda lupa memberikan satu kali dosis untuk si anak, apakah Anda harus tetap memberikan dosis tersebut? Lalu bagaimana dengan jeda dosis berikutnya? Jangan lupa tanyakan juga, ya.
8. Jika tidak sengaja meminumkan dosis lebih?
Kita coba ambil contoh ketika Papa tak sengaja meminumkan obat pada si kecil sementara Mama sudah melakukannya sebelumnya. Pastikan Anda mendapat jawaban dari dokter tentang apa yang harus dilakukan?
9. Apa efek sampingnya? Dan apa yang tidak wajar?
Tanyakan efek samping umum pemberian obat pada dokter. Tanyakan pula reaksi apa yang tidak wajar setelah mengonsumsi obat. Sehingga, Anda bisa langsung melaporkan ke dokter.
10. Bagaimana evaluasinya?
Tanyakan pada dokter bagaimana Anda bisa mengevaluasi kemajuan kondisi si kecil setelah meminum obat. Tanyakan pula bagaimana bila tidak terlihat ada perkembangan kemajuan dari kondisi anak setelah obat habis, apakah harus membeli obat ulang atau harus menemui dokter terlebih dulu.
Cobalah!
Pertama kali mendapatkan obat, Anda bisa mencoba mencium aromanya terlebih dahulu dan mencicip dengan cara mengeluarkan sedikit obat di tangan Anda lalu menjilatnya. Jika memang menurut Anda obat tersebut beraroma terlalu kuat atau rasanya terlalu pahit, hal ini bisa Anda jadikan bekal untuk mengonsultasikan pada dokter saat si kecil tidak suka atau bahkan selalu memuntahkan obatnya. Mintalah dokter mengganti dengan obat lain. (wi)