RA Kartini Bungah Legacynya Diteruskan Della Rahmawati

Foto : Istimewa.

WanitaIndonesia.co, Jakarta – RA Kartini tentunya merasa bahagia, buah manis dari perjuangan emansipasi untuk kaumnya telah berhasil.

Perjuangan RA Kartini pada masanya yang menginginkan kesetaraan gender agar kaum wanita berpendidikan, sejajar dengan laki-laki, serta berperan penting dalam kehidupan bangsa, negara tanpa melupakan kodrat sebagai istri dan ibu berhasil diwujudkan penjaga, serta penerus legacy Della Rahmawati.

Kekinian peran Wanita Indonesia sudah tak perlu diragukan. Tak terhitung jumlah dari empunya bangsa dan negara yang karirnya melesat bak sinar terang mengungguli kaum laki-laki.

Momen L’Oréal – UNESCO For Women in Science kembali melahirkan peneliti-peneliti perempuan mumpuni. Di akhir tahun bulan November saat cuaca panas ekstrem di penghunjung hari berubah mendung, di sebuah Ballroom Hotel legendaris di Jakarta, serta para tamu undangan yang hadir menjadi saksi lahirnya kembali peneliti-peneliti perempuan mumpuni dari Program L’Oréal – UNESCO For Women in Science 2024.

Mereka penjaga, penerus legacy Kartini yang menjadi aset tak ternilai bangsa Indonesia yang berkecimpung dalam dunia sains.
Mampu mendobrak sekat, mematahkan stigma, menciptakan penemuan yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat, khususnya untuk kaumnya di tengah sejumlah tantangan di internal mereka, serta dukungan berupa fasilitas, serta pendanaan yang dirasa minim.

Sebuah nama indah yang diberikan oleh orang tua dengan satu pengharapan agar kelak menjadi bunga bangsa diumumkan sebagai salah satu pemenang. Della Rahmawati Ph.D, Dosen Universitas Swiss – German.

Foto : Istimewa.

Peneliti Berpenampilan Stunning

Perempuan muda yang menjadi bintang bersama 3 orang rekannya, memiliki penampilan khas
Wanita Indonesia pada umumnya. Sekilas tak ada yang istimewa dari sosok peneliti mumpuni ini. Siang nan bersejarah di puncak karirnya, ia menebar senyum disaksikan oleh para Pemangku Kepentingan, tamu-tamu undangan, jurnalis, ibu, suami, serta anak-anaknya Della menerima anugrah sebagai pemenang Program L’Oréal – UNESCO For Women in Science.

Mengenakan busana batik motif klasik kombinasi hitam-putih model asimetris, binar wajah bahagia, glowing hasil pulasan MUA L’Oréal membuat penampilan peneliti muda ini langsung mematik perhatian para tamu, khususnya para pewarta. Wajahnya lembut, tak tampak roman serius bahwa dia merupakan peneliti kebanggaan Indonesia.

“Biasanya kan peneliti itu berpenampilan serius ya, tapi ini kok modis seperti wanita metropolis kebanyakan, “celoteh Elva salah satu jurnalis peliput.

Naomi jurnalis wanita lainnya menyambung, “Wow, masih muda. Gelar, serta jabatannya itu. Dia seharusnya jadi role model Wanita Indonesia. Perfect mendekati sempurna. Aku kok jadi malu dengan pencapaianku sendiri, namun aku juga terinspirasi dengan paket lengkap dirinya.”

Ibu muda yang menjalankan peran multitasking tersebut berhasil menorehkan namanya dengan tinta emas pada ajang bergengsi L’Oréal-UNESCO For Women in Science 2024 bersama 3 orang peneliti Wanita Indonesia lainnya.

Pencapaian ini bukan diperoleh secara kebetulan atau berkat Dewi Fortuna, melainkan dari buah pemikiran, kemauan keras, serta upaya berkelanjutan menelisik satu persatu keberagaman hayati bumi Indonesia yang bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi kaumnya, dan anak-anak.

Alasannya sederhana, karena aku wanita, memahami permasalahan kaumku, dan aku adalah seorang ibu yang memiliki anak-anak yang seringkali dibuat gundah akan tumbuh kembang anak-anak Indonesia.

Permasalahan kaumnya yang sebagian besar masih kurang beruntung menjadi fokus utama. Angka kematian ibu hamil, serta angka stunting anak tinggi menjadi pemikiran ibu yang berperan multitasking. Tak salah jika WanitaIndonesia.co melihat kiprah Della sebagai penerus legacy dari RA Kartini.

Kepala Program Studi Food Technology, Swiss German University (SGU) merasa miris akan nasib kaumnya, serta anak-anak ketika membaca atau menonton televisi angka stunting pada gizi ibu hamil, dan anak yang cukup tinggi.

Sudah minimkah sumber daya manusia, bahan pangan, serta inisiatif anak negeri untuk membantu mengentaskan permasalahan tersebut? Di mana buah manis kemerdekaan yang telah menapak bilangan ke? Della resah tanpa harus menyalahkan pihak lain. Ia pun giat melakukan penelitian ihwal sumber bahan pangan yang berlimpah di Indonesia, sebagai sumber makanan guna mengentaskan permasalahan krusial tersebut.

Foto : Istimewa.

Mendekat Ke Habitat Kelakai

Tekadnya kuat membaja, manakala ia harus pergi meninggalkan suami, serta buah hati terkasih untuk menjelajah pelosok bumi Kalimantan. Bersampan menyusuri anak sungai, rawa-rawa dengan beragam ekosistem liar yang seringkali membuat masyarakat kota bergidik.

Tak dirasakan saat kulit wajah terpanggang sengatan panas matahari, tubuhnya tergores tanaman gulma, serta sengatan nyamuk ganas Kalimantan. Ia tetap trengginas menaklukkan tantangan alam guna melihat dari dekat habitat tanaman kelakai yang tumbuh subur di Palangka Raya, Kalteng.

Della juga melakukan riset dengan berkunjung ke berbagai daerah, di mana habitat kelakai mudah dijumpai,
dengan kondisi alam yang berbeda guna mengidentifikasi ragam jenis tumbuhan keluarga pakis-pakisan untuk menemukan varian dengan kandung mineral terbaik. Dari lahan yang memiliki kandungan mineral tinggi hingga hutan gambut nan sunyi.

Selain itu, ibu muda ini juga melakukan penelitian pada beragam varian tempe yang terbuat dari bahan bukan kedelai seperti tempe kacang koro. Guna
mengevaluasi kandungan nutrisi yang paling tepat untuk ibu hamil, dan anak-anak.
Lewat kelakai tanaman yang masih terbatas pemanfaatannya, sinar terang menaungi karirnya sebagai peneliti mumpuni kebanggaan bangsa.

Dosen Teknologi Pangan di SGU tentunya tak serta merta jadi jumawa, walau berhasil memenangkan FWIS 2024, hatinya terus gundah. Tak hanya sukses mempersembahkan kajian ilmiah, keberhasilan dari upaya sepenuh hatinya tersebut masih meninggalkan peer, agar bisa terealisasi lewat produk pangan bergizi, yang mudah diakses, praktis diolah, serta bercitarasa lezat. Ini semua yang menggelayuti pikirannya.

Kenapa tidak, kelak dari bahan pangan yang kerap dipandang sebelah mata, akan tersaji beragam hidangan ala Michelin Chef. Boleh dong memiliki obsesi selagi ia masih diberikan beragam nikmat oleh Yang Maha Kuasa.

Alumni S2 IPB dengan beasiswa unggulan DIKTI untuk calon dosen
memiliki fokus pada penelitian nutrisi bagi ibu hamil, dan anak di Indonesia. Baginya keberagaman hayati lokal merupakan obyek terseksi yang sangat menantang untuk ditelisik. Lewat riset, ihwal keberagaman pangan lokal yang kaya nutrisi, mudah didapat, serta harganya terjangkau merupakan solusi jitu untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Dedikasinya itu tak mengenal waktu, ia berkutat dengan peralatan, bekerja dalam sunyi semenjak tahun 2014!.
Fokus utama penelitian berupa pengembangan produk makanan baru berupa taburan nori yang kekinian sangat digemari masyarakat.

Della membuat nori dari kelakai sejenis pakis liar yang habitatnya banyak tumbuh di belantara rawa – rawa, tanah gambut Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Ihwal kelakai mengandung zat gizi yang beragam, berpotensi besar untuk mengatasi masalah gizi ibu hamil, dan anak. Ini menjadi upaya berkelanjutan dirinya guna berperan strategis dengan mengoptimalkan keberagaman hayati Indonesia yang berlimpah, namun masih kurang banyak dimanfaatkan.

Anugerah Terindah Ilahi

Lewat pencapaian prestisiusnya tersebut, Della sangat berterima kasih, serta mengapresiasi upaya L’Oréal Group, khususnya L’Oréal-UNESCO yang telah memberikan suport system berkelanjutan bagi diri, serta ekosistem peneliti perempuan di Indonesia. Program L’Oréal – UNESCO For Women in Science telah membuka mata anak negeri, juga bangsa luar akan kedigdayaan Wanita Indonesia yang turut berkontribusi positif lewat karya inovatif terhadap kemajuan bangsa, negara.

Sebagai peneliti mengharuskannya untuk berkolaborasi dengan sejumlah lembaga. Della bersyukur bisa berkolaborasi bersama SGU, DIKTI, serta Hokkaido University dengan suport pendanaan dari Jepang tahun 2019. Melanjutkan studi doktoral di Osaka University, Jepang berfokus pada metabolomik tempe non kedelai.

Permasalahan klasik ihwal peran multitasking juga harus dihadapi peneliti pangan dengan fokus keberagaman hayati Indonesia. Ia harus berbagi peran sebagai istri, ibu, dosen serta upaya kodrati untuk melakukan perawatan diri.

Sebagai wanita, ia ingin tampil seutuhnya. Selain sukses dalam karir, dan rumah tangga, juga trampil mematut diri, disiplin, cekatan dalam membagi waktu serta melakukan kesemua pekerjaan dengan baik.

Baginya kesemua perannya tersebut bukanlah sebuah beban, melainkan momen istimewa yang diamanahkan oleh Sang Khalik, Pahlawan kaumnya RA Kartini, serta sosok inspiratif Ibunda tercinta agar kesemuanya dapat dijalankan dengan harmoni, apik, serta berdampak.

Menurutnya, buah hatinya memberi ‘vitamin’ , spirit bagi kehidupan Della untuk menghasilkan energi positif, terus, dan terus. Karena DNA nya akan terus dikenal, serta dikenang sebagai peneliti mumpuni.

Terbukti lewat pencapaiannya ini, Della mampu membuktikan keunggulannya sebagai sosok peneliti Wanita Indonesia mumpuni bagi diri, keluarga, bangsa, serta dunia. Selamat buat Della teruskan menginspirasi, bersinar bagi kaum, bangsa, serta dunia.