wanitaindonesia.co – Indonesia yang beriklim tropis sangat baik untuk pembudidayaan mangga. Karena itulah, berbagai jenis mangga nikmat bisa kita nikmati sepanjang tahun. Berikut ini 8 di antaranya:
1/ Mangga Golek
Nama ‘golek’ diambil dari bahasa Jawa yang berarti mencari. Dengan pengertian, setelah dicicipi, orang akan mencarinya lagi dan lagi. Mangga ini berasal dari daerah Probolinggo dan Pasuruan. Bentuknya sedikit memanjang dibanding jenis lainnya. Terdapat bintik-bintik kelenjar berwarna putih kehijauan dan berubah menjadi cokelat setelah buah tua. Dalam kondisi matang sempurna daging buahnya tebal dan lunak, berwarna cenderung oranye. Saat diiris, tidak mengeluarkan banyak air. Jika terlalu matang, kadar airnya akan bertambah dan rasanya hampir menyerupai buah pepaya.
2/ Mangga Indramayu
Termasuk yang sangat terkenal di Indonesia. Di tempat asalnya, Indramayu, mangga ini dikenal dengan nama mangga cengkir (pelem cengkir). Berukuran besar, berdaging tebal, dan memiliki serat buah yang khas. Rasanya manis dan teksturnya kering, tidak seperti mangga lain yang berair. Banyak yang menyukainya kala masih mengkal.
3/ Mangga Harum Manis
Berasal dari Probolinggo Jawa Timur. Dinamakan harum dan manis sebab memang kedua kata tersebut mewakili ciri buahnya. Mangga yang sudah tua tetap berwarna hijau, walau lebih gelap. Kulitnya biasanya dilapisi dengan lilin alami, sehingga nampak berwarna kelabu. Cita rasanya percampuran manis dan asam. Mangga harum manis yang paling mahal adalah yang matang pohon, yaitu dipetik saat umurnya sudah cukup dan siap dikonsumsi.
4/ Mangga Manalagi
Dinamakan manalagi, karena saking manisnya, penyantapnya menjadi ketagihan dan minta lagi! Salah satu ciri khasnya adalah bintik-bintik putih yang memenuhi kulit buahnya. Saat masak, warna daging buahnya kuning muda, kulit bagian pangkalnya berwarna kuning dan hijau pada ujungnya. Buahnya berbentuk lonjong dengan ujung daun yang sedikit runcing. Cita rasanya perpaduan mangga golek dan harum manis. Puncak kenikmatan mangga ini justru saat mengkal, karena rasanya manis segar dan harum. Jika terlalu matang, hanya ada rasa manis yang teramat sangat.
5/ Mangga Kemang
Dikenal juga dengan nama binjai dan binlo putih. Pohonnya bisa mencapai ketinggian 20 sampai 40 meter. Buahnya yang telah matang sempurna akan berwarna kecokelatan dan sedikit kuning. Rasanya perpaduan manis dan asam yang seimbang. Buah yang masih muda rasanya sangat asam sehingga biasanya dijadikan bahan rujak. Saat sudah matang, mangga kemang biasa dimakan begitu saja atau dijadikan salah satu bahan campuran dalam es buah.
Olah mangga menjadi menu-menu lezat berikut ini:
6/ Mangga Gedong Gincu
Paling banyak dikembangkan di Majalengka dan Cirebon. Berukuran kecil dengan bentuk bulat agak gepeng, seukuran buah apel. Disebut mangga gedong karena konon pada zaman Belanda buah ini adalah santapan para bangsawan yang tinggal di rumah gedong (bertembok beton). Kulitnya berwarna-warni: hijau, kuning, dan kemerahan. Warna kemerahan inilah yang membuatnya juga disebut mangga gincu. Pilih mangga yang warna kulit pangkalnya berwarna merah, karena  matangnya sudah pas. Daging buahnya berwarna oranye, padat, dengan rasa manis dan aroma yang khas. Jika seluruh kulitnya sudah berwarna kuning merata, daging buahnya berserabut sehingga sulit dipotong. Lebih mahal dibanding mangga jenis lain.
7/ Mangga Katsuri
Berasal dari Mataraman, Kabupaten Banjar, dan menjadi maskot Kalimantan Selatan. Kebanyakan pohon kasturi ditanam secara tidak sengaja, atau di antara tanaman padi di sawah, dan tidak memiliki pola tanam yang teratur.    Sayangnya, karena faktor tersebut jugalah, produktivitasnya  makin menurun. Oleh karena itu, pada tahun 1980 masyarakat Desa Mataraman mencoba belajar membuat pembibitan buah kasturi.
8/ Mangga Kuweni
Banyak juga yang menyebutnya kuini. Termasuk dalam keluarga bacang, sejenis pohon buah yang sekerabat dengan mangga. Diambil dari kata ‘wani’ yang berarti berani. Disukai karena memiliki aroma harum menusuk yang khas. Daging buahnya terasa manis segar dan lembut. Biasa disajikan untuk campuran rujak serut. Di Sabah, Malaysia, disebut dengan huani atau wani, sedangkan di Filipina dinamai huani, uani, atau juani.