WanitaIndonesia.co, Jakarta – Capaian seniman-seniwati jalanan yang dihimpun di The Westin Street Idol ‘Constellations of Stars’ mengalami kemajuan signifikan.
Lewat performance ke -9 finalis di panggung megah, sebuah pesan sejuk ingin disampaikan ke masyarakat luas, bahwa kehadiran mereka adalah murni untuk berkesenian sembari menafkahi keluarga, dengan cara menghibur bagi yang sedang bersantap, maupun bagi yang sedang melakukan perjalanan menggunakan bis.
Melalui alunan suara merdu serta kreativitas yang ditampilkan, diharapkan khalayak dapat mengapresiasi, serta tak lagi memandang sebelah mata para musisi jalanan tersebut, walau masih ada hal-hal yang kurang elok yang tak sengaja mereka tampilkan.
Maklumi saja, dikarenakan tak banyak Pemangku Kepentingan di Indonesia yang peduli akan nasib mereka, dengan memberikan support system berkelanjutan seperti yang telah diinisiasi oleh The Westin Hotel, Kuningan, Jakarta.
Satu persatu finalis pemusik jalanan performance di hadapan dewan juri. Sebelumnya mereka memperkenalkan diri, lalu menyebutkan lokasi mereka mengamen. Tak ada kesan kikuk saat menyapa para juri yang memiliki background di industri hiburan sebutlah Baim, (musisi), dan Miss Supranatural 2024, dan Putri Indonesia 2024, Harashta Haifa Zahra.
Tampilan mereka layaknya musisi, walau ada juga yang terlihat ala kadarnya.
Tak sempat mencari wadrobe yang tepat, serta memoles wajahnya dengan skincare kekinian.
“Sebelum ke sini, saya harus merapikan rumah, kemudian menyiapkan sarapan, serta membantu suami dan anak-anak mempersiapkan ke kebutuhan mereka untuk bekerja, dan bersekolah. Setelah urusan rumah beres, saya baru berangkat ke tempat saya mengamen di daerah Tebet, “kata Rere.
“Khusus hari ini saya libur mengamen dahulu, ingin fokus ke lomba biar berhasil juara. Antisipasi macet agar tak terlambat sampai ke hotel, saya harus buru-buru berangkat.
Begitulah rutinitas sehari-hari, “ujar Rere yang merupakan salah satu peserta wanita sesaat sebelum tampil.
Lagi bergenre pop Indonesia, dan Barat mendominasi keseluruhan performance finalis. Tak satupun peserta yang mau mendendangkan lagu dangdut yang merupakan DNA musisi jalanan. Saat bernyanyi, mereka juga harus konsen memetik gitar yang kesemuanya akan dinilai para juri. Menurut mereka hal ini merupakan ujian terberat, dari rutinitas keseharian sebagai pejuang rupiah.
Setiap finalis diberi kesempatan untuk membawakan dua buah lagu bebas yang merupakan pilihan mereka sendiri. Dari 10 finalis, satu peserta yang tak hadir, dan satu lagi dianggap gugur karena tak mampu menyelesaikan lagunya didera perasaan nervous.
Yudith Dwi Astuti “Kolaborasi Sinar Terang Musisi Jalanan”
Walau secara kuantitas peserta Westin Street Idol musim ke – 3 mengalami penurunan, tapi pada segi kualitas terlihat progres yang sangat menggembirakan, “Ujar Yudith Dwi Astuti, Director of Marketing Communications, yang bertindak sebagai salah satu juri.
Yudith melanjutkan,” Upaya pencarian bakat ini merupakan inisiatif berkelanjutan The Westin dengan memberikan sebuah wadah untuk berekspresi, menampilkan potensi diri, lalu bersinar seperti bintang. Hal ini selaras dengan pilar Serve360 Marriott International Nature and Serve Our World. “
Yudith menambahkan, “Kolaborasi kami lakukan dengan berbagai Pemangku Kepentingan, salah satunya pelukis Kemal Suhaya. Dia telah mendonasikan hasil lelang lukisannya “Constellation of Stars” untuk penyelenggaraan acara ini. “
Lelang lukisan diadakan pada acara “Imaginary Realms : A Dialogue of
Emotions and Fantasies, yang diselenggarakan di The Westin Jakarta (13 September – 30 Oktober 2024).
Untuk lolos sebagai finalis panitia melakukan seleksi ketat lewat rekaman video yang mereka kirimkan. Selain memiliki kemampuan vokal, performancenya harus menghibur dikarenakan mereka sudah memiliki panggung sendiri. Tentunya ajang penjaringan bakat ini tak seperti kontestasi idol.
Dua peserta wanita menyanyikan satu lagu yang sama Everybody Knew-nya yang mampu dibawakan secara apik oleh Kiki, peserta asal Bekasi yang tampil trendi. Lantunan suaranya terdengar sangat khas mendekati suara penyanyi aslinya Citra Scholastika.
Kiki berhasil memikat juri, dan penonton. Suara seksi mendayu lembut menyapu seisi ruangan, menghadirkan suasana romantis. Penonton larut sembari turut bernyanyi bersama.
Kiki mengaku sangat grogi tampil di depan para juri hebat. “Suaraku tak bisa keluar lepas, selain itu jari-jemari terasa kaku saat memetik dawai gitar. Nervous sekali, “ujar Kiki. Para juri mengomentari, Judith, “suaramu bagus, berkarakter, dan unik. Kamu pintar memilih lagu yang menyelaraskan dengan karakter suaramu. Walau ada beberapa tempo yang meleset dari musiknya, performancemu masih bisa dinikmati kok.”
David melanjutkan, “Grogi itu wajar, tapi kamu harus berusaha untuk mengatasinya. Ambilah panggung istimewa ini buatmu menunjukkan karya terbaik. Jadi enyahkan perasaan grogi itu ya.”
Cerita Rere Diendorse Kedai Sop Kambing
Menyusul beberapa kontestan pria yang tampil memukau seperti Ganet yang keseharian mengamen dari bus ke bus rute antar kota. Ganet membawakan lagu Karena Cinta, Joy Tobing yang sukses menuai pujian dari para juri.
Tampilannya di Westin Street Idol telah memperlihatkan aura bintang. Terlihat saat masuk ke panggung, serta penguasaan atas lagu yang dinilai juri sangat sempurna.
Disayangkan unsur entertainmentnya gak hadir.
“Jangan buat penampilanmu layaknya kompetisi Idol, karena DNA musisi jalanan itu untuk menghibur. “Ayo, ajaklah para juri, serta penonton untuk ikut bernyanyi juga, “saran Mega.
Penampil lainnya Saleh yang memiliki nama panggung Ale. Pria dengan postur tubuh tinggi ini memiliki suara khas serai-serak seksi. Ia terlihat sangat santai, dan menjiwai lagu Rasa Yang Tertinggal, ST12. Kemal mengomentari, “Sepertinya saat lahir kamu sudah membawa takdir baik sebagai seorang musisi. Berlatihlah terus dengan giat. Tak ada kata terlambat untuk sukses.”
Tampilan finalis wanita yang tak kalah memikat adalah Reni Retnowati yang populer dengan nama panggung Rere. Walau tampil seadanya, kepiawaiannya mengolah vokal mampu menarik perhatian MC, Juri, serta para penonton.
Sebelum performance ia menyapa dengan dialog pembuka nan lucu. “Keseharian, saya dikontrak di Kedai Sop dan Sate Kambing Estu Rame di bilangan Tebet. Warung tenda ini merupakan Melting potnya para aktris lho. Sebelum bernyanyi, biasanya saya akan melakukan ritual dengan memandangi wajah tamu-tamu yang makan, sembari berdoa agar mereka beroleh kesuksesan, serta keberkahan dalam hidup, “ujar Rere.
Usai mendendangkan lagu Mimpi Anggun C. Sasmi, dan Citra Schlolastika Everybody Knew, rangkaian pujian dilontarkan para juri. Kemal mengomentari tampilan Rere kesemuanya sudah memenuhi ekspektasi dari ajang pencarian bakat ini. Oke banget ya. Hanya improvisasi pada lagunya masih kurang. Ia diminta untuk bisa tampil lebih rileks.
Romansa Seru Musisi Jalanan
Ada juga peserta yang jauh-jauh hari sudah berlatih, serta membuat aransemen lagu yang dinyanyikannya The Core dari Love Song. Dio sang penampil mendapat pujian beruntun juri. Tata memuji tipe suaranya indah, menimpali Baim (musisi) performancenya keren karena trampil menyanyikan lagu berbahasa Inggris. Sedangkan juri lainnya Mega looksnya terasa romantis banget.
Uniknya satu peserta pria dengan vokal bening, khas dan sangat merdu tak mampu menguasai panggung. Uki yang mengikuti ajang The Westin Idol harus menyerah setelah 3 kali berhenti saat menyanyikan lagu andalannya.
Walau sempat minta maaf dengan suara jelas tak terdengar nervous, namun ketika melanjutkan performance yang khusus diminta oleh para juri, Uki kembali terjeda dengan gestur tubuh gemetar. Walau sejatinya kondisinya tersebut tak memengaruhi kualitas suaranya.
Yudith mengapresiasi tampilan kilat Uki tersebut.
Mewakili panitia lomba, ia menjelaskan mengapa peserta ini bisa lolos tampil.
Alasan utamanya karena memiliki karakter vokal yang langka. Merdu, dan terdengar sangat jernih. Hal ini juga diamini oleh para juri lainnya.
Sayangnya walau Uki telah mendapat support dari semua yang hadir, termasuk oleh istri dan anaknya, pria yang mencari penghasilan tambahan Sabtu – Minggu sebagai musisi jalanan, tak mampu memenuhi ekspektasi itu.
Sembari memohon maaf, Uki turun panggung menghampiri istrinya. Tepuk tangan, serta teriakan membahana di Denpasar Room menjadi bentuk dukungan, suport, serta solidaritas dari sesama pengamen buat papa muda ini.
Tak kalah seru cerita dari Ricky Riyanto yang datang jauh-jauh dari Yogyakarta. Pria asal Jambi yang merantau ke Yogya ini terlihat beda dari finalis lainnya. Mencuri perhatian lewat
penampilan K-popnya, yang bercirikan busana serta rambut panjang tergerai. Suaranya merdu, sukses mengeksekusi dengan baik dua lagu pilihannya Kangen, Dewa 19, dan Riptide, Vance Joy.
Ia mengaku tertarik mengikuti kompetisi karena berkeyakinan dapat melebarkan karirnya. Setelah gagal dua kali mengikuti audisi ajang pencarian bakat Indonesia Idol, ia kembali berjuang menaklukkan Jakarta dengan kepiawaiannya berkesenian.
“Senang dapat menjalin tali silaturahmi dengan sesama musisi jalanan, juga mendapatkan insight menarik selama mengikuti kompetisi, “kata Ricky.
Usai memberikan penilaian, dewan juri kemudian melakukan diskusi untuk menentukan pemenang. Hasilnya, Juri memilih Pemenang Pertama Ricky Riyanto, Pemenang Kedua Reni Retnowati, dan Pemenang Ketiga Nur Fajar Maysandy. Serta tiga peserta penampil terbaik.
Para pemenang berhak atas hadiah uang tunai, peralatan musik, serta bingkisan dari sponsor.