Sinergi Agama dan Budaya, Pilar Tak Tergantikan dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Gambar para tokoh agama dan budaya dalam diskusi pemberdayaan ekonomi di Jakarta.
Gambar para tokoh agama dan budaya dalam diskusi pemberdayaan ekonomi di Jakarta. Foto: Istimewa

WanitaIndonesia.co – Jakarta, agama dan budaya memiliki peran yang tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam aspek ekonomi. Keduanya menjadi sumber inspirasi yang mendasari berbagai inisiatif sosial dan pemberdayaan ekonomi. Di tengah perkembangan zaman, pengaruh agama dan budaya tetap kuat, memberikan landasan moral serta panduan bagi masyarakat untuk bertahan dan berkembang.

Hal ini tercermin dalam acara Fokus Group Diskusi (FGD) ketiga yang digelar oleh Dompet Dhuafa dan Bina Trubus Swadaya pada 11 September 2024. Diskusi ini mempertemukan berbagai tokoh agama dan budaya untuk membahas peran keduanya dalam mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat. Mereka sepakat bahwa agama dan budaya memiliki peran signifikan dalam menciptakan resiliensi dan mengarahkan umat manusia menuju kesejahteraan.

Gambar para tokoh agama dan budaya dalam diskusi pemberdayaan ekonomi di Jakarta.
Gambar para tokoh agama dan budaya dalam diskusi pemberdayaan ekonomi di Jakarta.
Foto: Istimewa

Agama sebagai Sumber Resiliensi dan Penggerak Ekonomi

Agama tidak hanya menjadi panduan spiritual bagi individu, tetapi juga menjadi sumber daya yang memperkuat daya tahan masyarakat dalam menghadapi berbagai tantangan. Parni Hadi, Ketua Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika, menyatakan bahwa membantu sesama adalah panggilan keimanan. Sikap ini mendorong individu untuk tidak hanya fokus pada kepentingan pribadi, tetapi juga memberi kontribusi kepada masyarakat.

Selain itu, Romo Benedictus Hari Juliawan menjelaskan bahwa ajaran agama dapat mendorong kesadaran manusia untuk bersikap inklusif, menahan egoisme, dan lebih terbuka dalam menghadapi perbedaan. Pendekatan ini memberikan landasan untuk kolaborasi lintas agama dalam menghadapi isu-isu besar seperti kemiskinan dan ketidaksetaraan ekonomi.

Budaya Sebagai Kekuatan Ekonomi yang Berkelanjutan

Budaya juga memainkan peran penting dalam membentuk ekonomi masyarakat. Haidar Bagir, CEO Mizan, menekankan pentingnya menjaga budaya bazar atau pasar tradisional sebagai sumber ekonomi masyarakat lokal. Pasar, sebagai tempat interaksi sosial dan ekonomi yang telah ada sejak berabad-abad, menjadi salah satu fondasi ekonomi masyarakat yang harus terus dipertahankan.

Pasar tradisional tidak hanya berfungsi sebagai pusat ekonomi, tetapi juga sebagai tempat interaksi sosial yang memperkuat hubungan antarindividu dalam masyarakat. Di sisi lain, Ahmad Imam Mujadid Rais, Ketua Badan Pengurus Lazismu Pimpinan Pusat, menggarisbawahi bahwa tantangan pemberdayaan masyarakat adalah proses panjang yang membutuhkan kerja sama lintas sektor, termasuk antara agama dan budaya.

Kolaborasi Agama dan Budaya dalam Pemberdayaan Ekonomi

Dalam konteks pemberdayaan, agama dan budaya sering kali bersinergi. Ahmad Rais mencontohkan program Eco Bhinneka yang berhasil menyatukan berbagai kelompok agama untuk melawan isu-isu lingkungan. Kolaborasi lintas agama dalam program seperti ini tidak hanya memperkuat persatuan, tetapi juga mempercepat pemberdayaan ekonomi yang berbasis pada isu-isu sosial bersama.

Tantangan dalam pemberdayaan sering muncul karena tekanan untuk segera menghasilkan hasil. Padahal, menurut para narasumber, pemberdayaan membutuhkan proses jangka panjang yang memerlukan komitmen dan kesabaran.

Kesimpulan

Agama dan budaya memiliki peran penting dalam mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat. Keduanya memberikan landasan moral dan inspirasi yang menguatkan resiliensi serta mendorong kolaborasi sosial. Dengan menjaga harmoni antara agama dan budaya, masyarakat dapat terus berkembang dan mencapai kesejahteraan bersama, baik dari aspek spiritual maupun ekonomi. (adv)