WanitaIndonesia.co, Jakarta – Kiprah wanita muda yang mengantang asa, serta cita-citanya tak bisa dipandang sebelah mata.
Lintasan panjang sejarah merekam, banyak nama besar yang memiliki background dari keluarga sederhana, tak didukung oleh fasilitas finansial, maupun beking oknum penguasa, mereka mampu bertahan, melangkah melalui tahapan panjang menggapai asa. Buah perjuangan itu kemudian berbuah manis.
Mereka itu diantaranya Wanita Indonesia masa kini yang memiliki daya juang tinggi, semangat pantang surut, serta kreatif memanfaatkan peluang yang ada.
Pada talkshow inspiratif Unicharm Goes to Binus “Love Your Possibilities : Unleashing Self Potential hadir
Meisya Sallwa penggerak Women Empowerment, sekaligus influencer, dan penulis buku.
Dara belia 23 tahun menjadi salah satu narasumber yang inspiratif, dikarenakan ia memiliki banyak pencapaian yang dihasilkan dari kerja keras, ketekunan, serta kemampuan untuk menggali, serta mengembangkan potensi diri. Pribadinya dianggap peserta talkshow membumi, karena mampu mematahkan stigma orang yang berasal dari keluarga ‘papa’, tak akan mampu meraih mimpi mereka!.
Ia mampu menaklukkan tantangan dari perjalanan panjang karirnya di usia belia.
“Kalau pasrah oleh stigma, mungkin aku bukan siapa-siapa di masa sekarang ini. Terlahir dari latar belakang ekonomi keluarga prasejahtera, tinggal di rumah susun dengan fasilitas minim, banyak yang berpikiran, mustahil bagiku untuk bisa sukses. Namun aku tak hirau dengan pemikiran orang, serta stigma masyarakat. “Life must go on, “kata Meisya.
“Bersyukur aku dikaruniai pemikiran yang jernih, sifat optimisme akut, senang belajar, dan selalu ingin mencoba hal-hal baru yang menantang, menurutku itu sangat menarik, “ujar Meisya bersemangat.
Ia menceritakan, Saat di bangku SD, aku mendapat tugas sebagai sekretaris kelas. Menulis materi pelajaran dari guru di papan tulis, kemudian di rumah, aku harus menulisnya kembali di buku. Bersyukur lewat peranku ini, materi pelajaran jadi mudah kupahami.
Tentu saja saat menggantang asa dari deraan permasalahan ekonomi, akupun mengalami banyak kendala yang berkaitan dengan finansial. Ini tak mudah, namun aku diajarkan oleh kedua orang tuaku untuk selalu bersyukur, berjiwa besar dalam mensikapi beragam permasalahan. Kesemua deraan hidup tersebut membuat jiwaku kian kuat. Aku selalu bersemangat dalam menjalankan hidup, serta berupaya maksimal dalam belajar tanpa beban.
Dengan background ilmu komunikasi, Meisya pernah bekerja di hospitality industri, kemudian di lingkup pemerintahan. Pada saat test terakhir, HRD kantor pemerintah sempat meragukan kemampuanku, mengingat background dan pengalaman yang tak sesuai. Namun karena tekadku kuat, aku berusaha menjelaskan kemampuan, potensi, serta keinginanku untuk terus belajar, guna memberikan yang terbaik.
“Agar tak dinilai lebay,
aku tak melebih-lebihkan ikhwal kemampuanku, serta etos kerja. Yang wajar saja, karena mereka pun bisa menilai dari pencapaian kita sebelumnya. Jika kita kemukakan apa adanya, namun diimbangi dengan motivasi, dedikasi, serta loyalitas terhadap perusahaan, tentu dianggap lebih bernilai. Jika ada hal yang kurang aku pahami ikhwal job desk ku nanti, aku akan berkata jujur, serta berkomitmen penuh untuk mempelajarinya, “terang Meisya.
Dalam banyak kesempatan saat berbicara sebagai motivator, aku selalu ditanya kunci-kunci sukses hidupku. “Selain suka tantangan dengan belajar banyak hal baru, aku melaksanakan dua filosofi yang dianut masyarakat Jepang. Wabi sabi, dan Ikigai. Wabi sabi merupakan seni untuk melihat keindahan dalam ketidaksempurnaan, menghargai kesederhanaan, serta menerima bahwa semua hal bersifat sementara. Ikigai dipahami sebagai cara masyarakat Jepang menemukan alasan untuk membuat hidup layak untuk dijalani, “ujar penulis muda inspiratif.
Tinggalkan Zona Nyaman, Teriakkan Nasib Kaumnya
Tak ingin berada di zona nyaman sebagai pegawai negeri, ia pun mengundurkan diri. Meisya selalu berupaya untuk menggali potensi diri. Ia mengaku memiliki passion menulis, membaca, serta berkomunikasi. Titik balik karirku hadir manakala aku melihat, dan menyadari, masih banyak kaumku yang terabaikan, serta harus diperjuangkan haknya. Keinginan untuk memperjuangkan nasib kaum wanita kulakukan lewat tulisan. Aku memiliki bakat menulis sejak kecil. Menuangkan ide dengan merangkai kata menjadi kalimat yang menginspirasi bagiku sangat menantang, sekaligus menyenangkan.
“Ya, aku meneriakkan kepedulian itu lewat buku yang aku tulis berdasarkan pengalaman, serta riset. Sudah dua buah buku yang hadir dari buah pemikiranku. Buku pertama beroleh sukses, dinilai menarik, mampu menggerakkan, serta menginspirasi pembaca. Buku kedua menurutku lebih memicu kontroversi, dikarenakan mengangkat sejumlah isu tentang perempuan, penghargaan terhadap diri, membangun jejaring dengan kaum pria, “terang Meisya.
“Salah satu aspek yang aku highlight adalah mindset sesama perempuan yang hendak menjatuhkan kaumnya, melalui opini yang mereka bangun.
Contohnya masih banyak wanita karir di luaran sana, yang memandang sebelah mata peran ibu rumah tangga. Beragam pandangan tak sedap tak mendasar hadir dari mindset mereka, “ujar Meisya.
“Padahal tak seharusnya pandangan tersebut ada, terlebih muncul dari pemikiran wanita yang dianggap berwawasan. Menurutku, ini adalah masalah pilihan, dan peran saja, “imbuh Meisya.
IRT memiliki peran penting yang tak bisa dinafikan begitu saja lho. Bagaimana kiprah IRT di masa sekarang yang harus berperan multitasking, menghadapi berbagai permasalahan sosial. Mampu menjadi ibu, sekaligus guru bagi putra-putrinya. Melakukan manajemen keuangan, serta masih banyak aspek lainnya yang harus dikerjakan berulang setiap hari!.
“Percaya gak, banyak hal yang tak mampu dikerjakan oleh seorang wanita karir, serta bukan hal yang mustahil, jika banyak pekerjaan kantor yang bisa dihandle dengan baik oleh IRT,
dikarenakan dulunya ia pernah bekerja.
Namun karena menyadari tanggung jawabnya terhadap keluarga, ia pun mengalah, dan memilih fokus menjadi ibu rumah tangga, ”
Inspirasi Lewat Buku
Buku keduanya “Becoming High Value Woman” sangat menarik, dan relevan dengan permasalahan kaum wanita. Meisya sharing pentingnya untuk mencintai diri sendiri, menekankan bagaimana cara kita bersikap, membangun relationship dengan kaum pria, serta bagaimana upaya untuk merangkul sesama wanita agar sama-sama bisa maju.
Berkat keuletan, serta perjuangan anak penghuni rumah susun, selangkah demi selangkah Meisya mampu membuktikan kiprahnya melalui beragam pencapaian, bahwa dengan keuletan dalam menggali potensi diri, serta perjuangan untuk mengembangkannya, siap berkompetisi mampu membuat dirinya selangkah lagi menggenggam dunia.
Meisya menyoal kurangnya rasa percaya diri kelompok wanita belia akan kemampuan, serta potensi diri, dikarenakan mereka
mengalami diskriminasi, kesetaraan gender, dan stereotip khususnya di lingkungan kerja.
Awalnya rasa kurang percaya diri muncul dari diri, serta pengaruh lingkungan. Akarnya dari kurangnya penghargaan terhadap diri, suka membandingkan-bandingkan diri dengan orang lain secara tak tepat, enggan berusaha, serta terkungkung oleh stigma yang dibuat oleh diri sendiri, maupun masyarakat.
Solusinya, kalian harus membangun keyakinan diri, bahwa aku mampu, aku siap, dan tak pernah takut untuk mengejar mimpi. Bersaing sehat dengan yang lainnya.
Karena pada dasarnya setiap manusia itu tercipta dengan akal, pikiran, serta bakat yang luar biasa. Tanggung jawab sebagai manusia tentunya harus belajar dalam kondisi apapun, kemampuan diri harus terus diasah, disempurnakan agar kelak mumpuni.
Penting untuk membangun motivasi diri dengan mencari tokoh panutan di sekitar untuk dijadikan inspirasi. Syukur-syukur mendapatkan sosok yang memiliki background ekonomi sama dengan kita, sehingga mampu membuat kita termotivasi melihat perjuangan panjang mereka.
Kalaupun tak bertemu dengan role model tersebut, perbanyak membaca biografi pemimpin bangsa, yang lahir, serta dibesarkan dari keluarga sederhana. Pelajari filosofi hidupnya, motivasi, serta upaya berkelanjutan atas semua pencapaiannya.
Tetap Jadi Diri Sendiri
Pesanku, ketika memiliki role model, kalian harus tetap menjadi diri sendiri loh ya. Tak perlu berubah untuk menyamakan diri dengan sosok tersebut, karena pada dasarnya setiap wanita itu unik, memiliki kelebihan tersendiri, satu dengan lainnya.
Aku mengidolakan Najwa Shibab dikarenakan ia merupakan sosok Wanita Indonesia pemberani, cerdas, memiliki kepedulian dengan menyuarakan beragam isu sosial ke para pemangku kepentingan secara langsung.
Najwa cerlang ketika melakukan wawancara, berargumen manakala jawaban dari narasumber kurang tepat, bahkan tak sesuai fakta. Kecerdasan beliau menelisik sebuah permasalahan, kemudian menyajikannya menjadi produk tayangan, membuatku terinspirasi.
Apalagi pada masa ia memulainya, tak banyak sosok wanita muda yang mumpuni, serta berani menyuarakan sejumlah isu di negara ini.
“Aku sih melihat kiprahnya lebih ke nilai, serta prinsip-prinsip seorang jurnalis yang independen, memiliki ketegasan, serta ketrampilan berdiplomasi, “imbuh Meisya.
Pada sesi talkshow hadir tanya-jawab ikhwal cara untuk mengatasi over thinking seputar minat yang tak sesuai dengan background pendidikan, membandingkan pencapaian orang lain dengan diri sendiri, serta upaya apa yang harus dilakukan bagi diri, serta teman-teman mereka yang berpendidikan tinggi, namun kesulitan dalam mencari pekerjaan.
Pertanyaan menantang para mahasiswi Binus tersebut sebenarnya telah dipaparkan dengan baik, serta komprehensif oleh ke tiga pembicara pada sesi talkshow.
WanitaIndonesia.co melihat pentingnya aspek keberlanjutan dari acara ini. Ke depan agar dihadirkan sesi khusus, bagaimana caranya mengenali potensi diri, cara mengembangkannya, serta ikhwal lainnya yang patut dijabarkan secara jelas. Karena bisa saja mereka menghadapi tantangan yang berbeda dari lingkungan pekerjaan yang tak sebaik di Unicharm.
Penting dipraktikkan langsung bagaimana caranya mencintai diri sendiri, menggali potensi, serta mengembangkannya agar asa-asa muda ini memiliki suluh, serta motivasi untuk menjadikan diri mereka lebihĀ baik.Ā (RP).