Jalan Panjang Bantuan Kemanusiaan Menuju Palestina Menembus Gerbang Rafah

WanitaIndonesia.co – Serangan Israel di wilayah Gaza semakin memunculkan tragedi kemanusiaan. Penyintas terbesar, Khan Yunnis, kini dikepung, mendorong ribuan orang bergerak menuju pintu Rafah untuk menyelamatkan diri.

Menurut Al Jazeera, data per 7 Desember 2023 mencatat 17.177 jiwa tewas, termasuk 7.112 anak-anak dan 4.885 wanita. Lebih dari 46.000 orang membutuhkan perawatan medis, sementara 7.600 orang dilaporkan hilang. Di Tepi Barat, 266 orang tewas dan 3.365 orang luka-luka. Konflik ini juga merenggut nyawa 63 jurnalis.

Militer Israel tidak hanya menargetkan pemukiman, tapi juga sekolah UNRWA di dekat RS Indonesia, Gaza Utara. Dalam situasi kritis tanpa listrik, air, dan keterbatasan makanan, bantuan kemanusiaan melalui Mesir mengalami kendala.

Pada Kamis (7/12) malam di Ismailia, ratusan truk bantuan terlihat mengular menuju Check Point Ismailia, 100 KM dari Kairo. Proses pemeriksaan dokumen sangat detail, membuat perjalanan dari Kairo ke Raffah memakan waktu 10-12 hari. Pengemudi Muhammad menyatakan, di Ismailia saja mereka menunggu hampir dua hari.

Tanpa listrik dan air, bantuan makanan juga rentan rusak akibat cuaca. Musim dingin di Palestina memperparah kondisi penyintas, terutama anak-anak, wanita, dan lansia. Krisis ini bukan hanya masalah agama, melainkan kemanusiaan dan perampasan kedaulatan yang melanggar hukum internasional.

Dompet Dhuafa dan Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) telah mengirimkan 11 truk bantuan dengan air mineral, makanan kering, obat-obatan, dan kebutuhan musim dingin. Total bantuan mencapai 176 ton. DMC Dompet Dhuafa dan mitra juga menyalurkan 1.000 paket sanitasi perempuan ke Gaza Utara.

Relawan DMC Dompet Dhuafa mendistribusikan bantuan langsung kepada penyintas di sekitar reruntuhan bangunan. Dapur Umum Dompet Dhuafa terus hadir, memasak untuk 3.000 jiwa pengungsi setiap hari di Jalur Gaza. (adv)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini