Fachrul Hidayatullah Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Rela Bertukar Nyawa dengan Ibunda, Namun???

Foto : Twitter @nanauwstn.

WanitaIndonesia.co, Plumpang, Koja, Jakarta Utara telah memberikan trauma, kesedihan, serta kehilangan yang tergantikan.

Beragam kisah mengharu diceritakan kembali anggota yang selamat saat terjadinya peristiwa kelabu Jum’at sore pukul 20.11 WIB, (3/3/2023).

Keluarga Marsiyan harus mengikhlaskan kehilangan istri dan anaknya. Mereka pergi dengan cara yang tragis. Diceritakan Marsiyan Bapak dari Fachrul Hidayatulah (28) yang tewas. “Saat kejadian istrinya tinggal sendirian di rumah, sementara anggota keluarga lainnya bekerja. Rumah kami berjarak hanya sepelemparan batu dari depo.”

Marsiyan melanjutkan, “Sebelum musibah terjadi, aktivitas istri dan anaknya pada Hari Jum’at berlangsung normal. Istri saya bangun menyiapkan sarapan, serta kopi panas untuk anggota keluarga yang hendak berangkat bekerja. Pun halnya anaknya. Tak ada yang aneh atau firasat akan kepergian mereka.”

“Malam saat Fachrul pulang bekerja, ia dikejutkan api yang membakar hebat lokasi depo dan lingkungan tempat tinggalnya. Waktu itu situasinya sudah kacau balau. Banyak yang berlarian menyelamatkan diri sambil teriak kebakaran-kebakaran. Anak saya ini cemas memikirkan ibunya sendirian di rumah. Tak memperdulikan lagi kondisi dirinya yang masih lelah pulang kerja, serta shock melihat musibah, ia berjibaku menantang bahaya dari api, asap, serta aroma bensin yang menyengat. Fachrul berlari kencang untuk menyelamatkan ibunya, “kenang Marsiyan.

Keseharian Fachrul Hidayatullah merupakan anak yang memiliki sifat penyayang, baik hati, serta perhatian.

Menurut Marsiyan anak bungsunya tersebut merupakan anggota keluarga pertama yang pulang duluan. Sampai di rumah ia sempat menjumpai ibunya yang tergolek dalam keadaan lemas, Fachrul mencoba membopong tubuh lemah wanita belahan jiwanya, namun raganya tak mampu, karena ia pun mengalami hal serupa sesak dan lemas karena banyak menghirup asap bercampur gas.

Dengan sisa tenaga, ia berupaya menggapai pintu keluar, meminta pertolongan untuk menyelamatkan ibunya. Namun takdir berkata lain. Ia roboh dan pingsan, kemudian sempat ditolong petugas pemadam kebakaran namun anak saya yang berbakti ini harus pergi.

Cerita tak kalah memilukan datang dari keluarga Iriana (61) yang turut menjadi korban tewas. Jasad Iriana ditemukan di kamar kecil rumahnya dalam kondisi terbakar 60%.

Dengan tubuh lemah, wajah pias, Sulistiawati menantu Almh. mencoba peruntungan mencari uang tabungan dan seperangkat perhiasan emas milik Almh ibu mertuanya.
Tak peduli dengan tangannya yang menghitam terkena arang, ia sibuk mengais-ngais tumpukan arang tebal, sisa bangunan rumah dua lantai yang mereka tempati. Ia mencari di lokasi kamar depan tempat ibu mertuanya menyimpan uang untuk naik haji.

Istri dari Endang anak dari Iriana itu menatap nanar rumah kenangan luluh lantak menyisakan puing. Ingatannya perih, karena tak tahu harus tinggal di mana, kian sesak oleh kenangan akan ibu mertuanya.
Saat melihat sebuah kaleng bekas biskuit ia pun shock, dan berteriak. “Ya Allah, Ya Rabb gumpalan uang kertas senilai 120 juta milik ibu mertuanya telah hancur jadi debu. Menurut Ibu mertuanya, ia sengaja menyimpan uang tunai di rumah karena takut riba. Uangnya kan untuk beribadah.

Sulistiawati menceritakan
Ibu mertuanya merupakan pejuang haji. Keberangkatannya tertunda karena pandemi Covid-19. Saat ibadah haji diperbolehkan kembali, ibunya harus mengumpulkan uang lebih banyak lagi karena ongkos naik haji mengalami kenaikan. Beliau merupakan tulang punggung keluarga, walau anggota keluarganya sudah bekerja namun pendapatannya kurang memadai.

Ibu memiliki beberapa petak kontrakan yang juga habis terbakar. Beliau mengandalkan pendapatan dari kontrakan tersebut untuk kebutuhan kami sehari-hari, juga mewujudkan keinginannya untuk berhaji.
Bagi kami, ibu merupakan pejuang dan tulang punggung keluarga.
Beliau melakukan penghematan ketat agar esoknya kami masih bisa makan, dan untuk naik haji. Namun sebelum niatnya terlaksana, beliau wafat. Inshaa Allah, Allah ampunkan dosa, dan menerima niat hajinya. Ibu husnul khotimah. Aamiin YRA.

Ketika melanjutkan pencarian, tangan lemahnya menemukan gelang emas, masih ada kalung dan cincin yang belum ketemu, “ujar Sulistiawati kelu. (RP)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini