wanitaindonesia.co – Satu dari empat warga Eropa merasa kesepian selama pandemi, terutama pada masa-masa awal. Hal ini terungkap dari survei Eurofound. Angka ini menunjukkan peningkatan tingkat kesepian hingga dua kali lipat dari survei serupa yang dilakukan 5 tahun lalu.
Yang paling tersiksa oleh rasa kesepian ini adalah generasi muda, terutama di kelompok usia 18 – 25 tahun. Mereka kesepian akibat penerapan social distancing dan karantina. Tak ada lagi acara hang out bareng, makan bersama, dan nonton film rame-rame di bioskop. Kelompok usia lain bukannya tidak dilanda kesepian. Hanya saja, tingkatannya tidak sampai berlipat ganda seperti pada generasi muda.
Di samping itu, rasa kesepian yang dialami oleh orang yang tinggal sendiri juga meningkat antara 22% – 26% dibandingkan 5 tahun lalu. Sementara pada yang sudah menikah, baik yang sudah memiliki anak maupun yang belum, kenaikannya mencapai 9%. Rasa kesepian ini melanda seluruh negara di Eropa tanpa terkecuali. Padahal, sebelum hantaman pandemi, tingkat kesepian di negara-negara bagian utara Eropa hanya sekitar 6% saja.
Dari studi yang sama terungkap bahwa ternyata minat publik terhadap masalah kesepian juga meningkat, lho. Ini terlihat dari jumlah tulisan di media massa soal kesepian, yang juga naik dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut Vice President for Democracy and Demography di European Commission, Dubravka Šuica, pandemi virus corona memang telah membawa banyak masalah baru, termasuk kesepian dan rasa terisolasi dari lingkungan sosial. “Sebetulnya perasaan seperti itu sudah ada sejak dulu, tetapi awareness publik terhadap masalah tersebut tidak sebesar sekarang. Dengan adanya laporan ini, kita bisa mulai memahami dan mencari solusi masalah kesepian.”
Mariya Gabriel, Commissioner for Innovation, Research, Culture, Education and Youth, menambahkan, “Kesepian merupakan tantangan yang kian hari kian berpengaruh terhadap generasi muda. Namun, untuk bisa mengatasi tantangan itu secara efektif, kita perlu memahaminya terlebih dahulu.”
Rasa kesepian ini dinilai berbahaya bagi kesehatan fisik dan mental. Itulah kenapa kesehatan mental menjadi isu yang terus disorot semasa pandemi. Negara-negara di Eropa sudah menyediakan nomor telepon yang bisa dihubungi, jika ingin berkonsultasi, juga membuat projek-projek berbasis komunitas. Sederet lembaga psikologi di Indonesia pun menyediakan konsultasi secara gratis.
Jangan abaikan jika Anda merasa kesepian, ya. Ingatlah untuk selalu menjaga kesehatan mental di tengah pandemi. (wi)