Tak Ingin Mengalami Nasib Seperti Lesty dan Mena Melinda Tangkal dengan Bobot, Bibit, Bebet

Filosofi 3B masyarakat Jawa tangkal KDRT ( Foto Istimewah)

WanitaIndonesia.co, Jakarta – Kasus KDRT di Indonesia angkanya terhitung sangat tinggi. Selain wanita dan anak, kaum priapun bisa mengalaminya, dengan status sosial beragam.

Pakar etika Laire Kamaratih menyoalkan tingginya angka kasus KDRT di Indonesia karena salah satu aspek dalam memilih pasangan hidup 3B, Bobot, Bibit dan Bebet sudah dianggap usang, khususnya di kalangan selebritis. Mereka lebih mengutamakan popularitas, kesamaan nasib, kekayaan, atau penampilan fisik saat menentukan pasangan hidupnya.

Korban KDRT dari kalangan selebritis
umumnya lebih berani speak-up, melapor ke pihak berwajib, serta menganggap KDRT bukanlah aib seperti anggapan masyarakat dahulu.
Laire mengatakan, “Ending kasus Lesty dan Vena harus diambil hikmahnya. Pembelajaran apa yang didapat, serta hal apa yang harus dikedepankan, agar tak mengalami nasib serupa. Kalau hanya tertarik membaca kasusnya, ya ceritanya akan berputar ke situ-situ saja. Tak perlu bergosip, namun carilah cara agar Anda pun tak mengalaminya.”

“Karenanya media berperan penting sebagai sarana pembelajaran ke pembaca melalui berita yang cerdas dan menginspirasi. Hei, kemarin, serta hari ini, Lesty dan Vena yang jadi korbannya, tak menutup kemungkinan hari esoknya Anda atau mungkin saja keluarga inti Anda. Karenanya butuh kecerdasan untuk memahami ikhwal KDRT dan solusi mencegahnya dengan mengingat hal-hal inspiratif yang berasal dari warisan budaya adiluhung leluhur kita, salah cara menangkal KDRT dengan filosofi 3B, “papar Laire.

Laire merasa heran, masih banyak masyarakat yang belum paham urutan penyebutan 3B, pun dia menanyakan apakah mereka paham makna dari filosofi tersebut?
Umumnya familiar dari Bibit, Bebet,
Bobot yang sebenarnya kurang tepat. Salah tapi dikaprahkan.
Yang benar adalah Bobot, Bibit dan Bebet.

Lebih lanjut Laire menyebutkan makna 3B:

Bobot
Merupakan kualitas diri seseorang yang terpancar dari aspek lahiriah dan batiniah diantaranya iman, perilaku, pendidikan, skills, pekerjaan. Seseorang akan dinilai berbobot karena memiliki kesempurnaan fisik bukan mengacu kepada tampan dan cantik lho ya. Salah satu poin utamanya mampu memenuhi kebutuhan batin pasangan. Selain harus baik hati, memahami tata krama, serta ulet.

Bibit
Asal usul garis keturunan. Tentunya harus jelas latar belakang keluarganya. Dari mana dia berasal, dengan cara apa dia dididik, serta siapa yang mendidiknya. Karena keseluruhan poin tersebut akan memengaruhi pembentukan karakter yang berpotensi dalam keluarga. Jelasnya, watak anak dapat terlihat dari watak orang tuanya.

Bebet
Cara berbusana seseorang, yang mengacu kepada aspek estetika. Bersih, rapi, sopan, serta sesuai dengan peruntukkannya. Timeless bila di masa dahulu menyangkut status simbol, sekarang cerminan dari kepribadian dan kesuksesan dalam karir dan pergaulan.

Tentunya buat Wanita Indonesia maupun kaum pria yang ingin mencari pasangan hidup, berpikirlah secara arif dan bijak saat memilih pasangan, agar terhindar dari KDRT.
Esensinya dengan memedomani filosofi masyarakat Jawa “Bobot, Bibit dan Bebet. Harusnya Lesty dan Vena tak abai atau melupakannya. (RP).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini