Cerita Inspiratif
Heroes Kedai Kreatif Susu Kental Manis FRISIAN FLAG
Berbisnis dengan Menghargai Pelanggan

Tyas Founder @gibran_CakeandCookies( Foto : Istimewa.)

WanitaIndonesia.co, Jakarta – Nurin Silvia dan Wedaraningtyas merupakan sosok ibu rumah tangga yang sukses berbisnis setelah mengikuti program Kedai Kreatif Susu Kental Manis FRISIAN FLAG

Pada sesi diskusi ‘Menerapkan Customer Service Excellent dalam UMKM’
kedua heroes inspiratif ini menceritakan
‘Aroma Sedap’ berbisnis dari dapur rumah mereka yang menghasilkan cuan untuk keluarga, serta kaum ibu di sekitarnya.

Nurin Silvia, Founder Dapur MamaRins mengatakan, “Walau peluangnya begitu menjanjikan, bisnis UMKM membutuhkan kemampuan, triks, tips, serta pengalaman yang luas agar bisa sukses bahkan Go Global!

Butuh talenta handal, tak sekedar trampil memasak, namun juga mampu membaca zaman, serta mengantisipasi beragam. kendala yang menyertai dan datang. Juga penting dukungan keluarga suami, anak-anak, saudara, bahkan orang tua agar spirit berbisnis tetap terjaga, “katanya.

Tyas Founder @gibran_CakeandCookies menambahkan, “Sebagian pelaku usaha UMKM di Indonesia adalah kaum perempuan. Mereka mampu menjalankan peran multitasking dari beragam aspek seperti aspek produksi, marketing, promosi hingga manajemen. Terbukti bisnis yang dijalankan oleh kaum perempuan, umumnya mampu berkembang besar dan Go Global, “paparnya.

Nurin dan Tyas menceritakan pengalaman mereka saat membesarkan usahanya. Penuh tantangan dan harus diselesaikan secara tepat dan cepat, karena kesemuanya menyangkut kepuasan pelanggan.

Nurin Founder Dapur MamaRins ( Foto : Istimewa.)

Kala hijrah dari Surabaya ke Tangerang Selatan mengikuti suaminya bekerja, Nurin bertekad untuk meneruskan usaha donat rumahannya yang sudah memiliki pelanggan tetap. Perempuan enerjik ini tak kehabisan tenaga dan semangat disela melakukan rutinitas pekerjaan rumah tangga, ia memiliki waktu panjang yang harus dimanfaatkan untuk kegiatan produktif.

Hal serupa dilakukan Tyas yang pindah ke Serang – Jawa Barat dan harus menutup bisnis Brownies dan kue keringnya di Bogor. Padahal usahanya tersebut telah mendapat banyak pelanggan. Tinggal di rumah tentunya menimbulkan tantangan tersendiri bagi dirinya yang menyenangi kesibukan. Ia pun meminta izin suaminya untuk kembali membesarkan brand @gibran_cakeandcookies.
Karena ketrampilan mengolah brownies dan kue kering, usahanya kemudian berkembang dan menjadi salah satu produk unggulan masyarakat kota Serang.

Walau sukses, kedua perempuan hebat di industri kuliner rumahan ini sempat jatuh bangun saat menghadapi perubahan zaman, terutama saat pandemi Covid-19 yang berlangsung dua tahun.
Nurin dengan dukungan suaminya memutuskan untuk bergabung ke Komunitas Ibu Profesional yang memiliki banyak program pelatihan, untuk memoles kemampuan dirinya dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi.

“Tak hanya mempertajam keahlian memasak, aspek paska produksi saya pelajari secara komprehensif diantaranya bagaimana branding menggunakan media sosial.
Aspek estetika dari food stylish, foto taking, hingga menulis narasi produk yang menarik diajarkan oleh para mentor berpengalaman.”

Saya berterima kasih bisa mengikuti program Kedai Kreatif Susu Kental Manis FRISIAN FLAG karena mampu membuat ilmu, dan wawasan bertambah, serta membuat usaha saya kian sukses dan berkembang.

Peserta program Kedai Kreatif Susu Kental Manis FRISIAN FLAG ( Foto : Istimewa.)

Berani Mengambil Keputusan di Waktu yang Tepat

Nurin pernah mengalami permasalahan manajemen. Saat orderan mulai banyak ia terkendala dengan kurangnya pekerja untuk mengejar waktu produksi.
Pai buah brand favorit usahanya membutuhkan beberapa tahapan pembuatan. “Pesanan tidak akan selesai jika harus dikerjakan dalam waktu sehari. Idealnya sih dikerjakan sehari sebelum dikirim, jika lebih, dikhawatirkan kualitasnya akan berkurang, “kenangnya.
Akhirnya ia membuat keputusan berani dengan menambah tenaga kerja yang berasal dari kaum ibu di sekitar rumahnya.

Pengalaman lainnya kala ia tergoda berjualan secara offline di daerah padat penduduk. Produknya laku tapi pembeli mengeluh, harganya terlalu mahal, tidak sesuai dengan daya beli mereka. “Pembeli menganjurkan untuk menurunkan kualitas agar harganya terjangkau,
namun saya tidak tertarik, karena cara tersebut bukanlah solusi yang tepat. Dari pengalaman ini kemudian muncul ide untuk berjualan secara online, namun saya tetap meneruskan usaha offline.”

Pengalaman serupa dialami oleh Tyas, ia mengaku mendapat banyak pelajaran berharga untuk mengembangkan bisnisnya.
Saat menghadapi komplain pelanggan karena donat dan selai nanas yang dikirim melalui jasa ekspedisi tampilannya terlihat kurang menarik dan hancur.
“Ada rasa malu dan tak enak karena telah mengecewakan pelanggan setianya, “sesalnya.

Ketika belajar bersama Mentor di program Kedai Kreatif Susu Kental Manis FRISIAN FLAG, ia menemukan solusi atas permasalahannya tersebut dengan mengubah kemasan lamanya, dengan kemasan dan paking baru yang didesain khusus agar produknya tidak rusak. Kemudian memilih ekspedisi terpercaya, dapat mengantarkan produknya tepat waktu, sampai dengan aman ke tangan pembeli. Menariknya, ekspedisi tersebut memberikan garansi untuk kiriman yang rusak.

Tentu saja untuk memberikan layanan paripurna ke pelanggan yang kecewa menjadi konsen kedua heroes ini. Menurut mereka komplain harus diselesaikan secara win-win solution.

“Tak cukup meminta maaf, namun Nurin Silvia memberikan kupon diskon untuk pembelian produk berikutnya. Selain memaafkan, pelanggan juga merasa senang lho, “ujar Nurin.

Komplain pelanggan juga diselesaikan secara elegan oleh Tyas kala
Buko Nanas
buatannya
sudah tak layak konsumsi. Buko Nanas merupakan sejenis es dengan isian jelly dengan campuran sirup nanas. Resep yang dipelajari dari Chef Nanda Young di program Kedai Kreatif Susu Kental Manis FRISIAN FLAG memang spesial. Paduan manis dengan asam sempurna dengan isian padat berupa jelly dan sari kelapa.

“Di awal sudah saya jelaskan, bahwa saya ragu kalau dikirim ke luar kota dalam suhu ruang produknya tidak akan bertahan lama. Idealnya langsung diminum setelah selesai dibuat. Tapi pembeli tetap keukeuh. Untuk antisipasi, saya tidak bersedia menerima pembayaran di awal, tunggu hingga produknya tiba. Ternyata kekhawatiran saya terbukti, Buko Nanas tak layak konsumsi karena aroma, serta rasanya berubah asam, “pungkasnya.

Ia pun mengikhlaskan ongkos produksi dan pengiriman demi memberikan layanan paripurna kepada pelanggan. Untuk memperkuat usahanya dan melihat peluang, Tyas membuka kedai makanan yang menyediakan nasi, sayur dan lauk-pauk. (RP)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini