WanitaIndonesia.co, Jakarta – Nike Ardilla merupakan satu-satunya sosok selebritis Indonesia yang makamnya di Desa Imbanagara – Kabupaten Ciamis, Jawa Barat tetap ramai diziarahi pengunjung.
Sosok aktris berhati lembut ini telah berpulang selama 27 tahun! ( 27 Desember 1975 – 19 Maret 1995). Kumandang doa para peziarah
dari seluruh pelosok Nusantara hingga mancanegara senantiasa menemani Nike dalam keabadian, khususnya pada hari kelahiran dan wafatnya. Para fans setianya yang berasal dari lintas generasi bersilaturahmi dengan keluarga Nike, ziarah kubur dan doa bersama, mereka meneruskan amalan Nike Ardilla dengan bersedekah.
Fenomena tersebut kemudian menjadikan sosok Nike Ardilla dianggap sebagai karamah/karomah. Karamah memiliki arti anugerah dari Allah. Karamah sering dikaitkan dengan kejadian di luar logika, serta kemampuan akal manusia yang terjadi pada diri seseorang yang memiliki derajat Wali.
Lantas amalan apa yang dilakukan mendiang selama hidupnya?
Menurut salah satu orang terdekat sekaligus manajernya Atun (Sofiatun), “Saat show di berbagai kota Indonesia, hal yang pertama yang ditanyakannya adalah adakah masjid, pesantren, serta pemukiman penduduk yang kurang mampu yang ada di dekat ia manggung?
Selesai show, Nike didampingi Atun dan panitia penyelenggara membawa uang honor dalam jumlah banyak menyambangi masyarakat sambil membagi-bagikannya sebagai sedekah. Atun ingat betul, mendiang senantiasa meminta pembayaran honornya dilakukan secara tunai untuk memudahkannya bersedekah. Kebiasaan bersedekah ini rutin dilakukan saat Nike manggung. “
Hatinya Bersih Biarlah Allah Yang Mensucikannya.
Saat show ke Martapura, Nike bersilaturahmi ke kediaman Ulama dan Guru Besar di Martapura, Kalimantan Selatan,
KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari atau dikenal sebagai Abah Guru Sekumpul. Sebagai Wali Allah, Abah Guru Sekumpul memiliki mata batin yang kuat saat melihat sifat dan watak seseorang.
Wali Allah merupakan sosok orang Islam yang dekat dengan Allah karena keimanan dan ketakwaannya. Mereka tidak pernah bersedih hati atas kesusahan dalam kehidupan dunia,
karena yang menjadi tujuan mereka hanyalah akhirat.
Diceritakan oleh KH. M. Anshari Kariem
pada buku 100 Karamah dan Kemuliaan Abah Guru Sekumpul.
“Abah Guru Sekumpul melihat Nike sebagai manusia yang berhati bersih, karenanya Abah tak ragu untuk membai’at Nike menjadi murid, sekaligus menjadikannya sebagai anak angkat beliau.
Salah seorang pengagum Nike, Alfaqir Zain di tahun 2009 merasa penasaran, amalan apa yang dikerjakan Almh Nike semasa hidup mengingat makamnya senantiasa ramai diziarahi dan menjadi karamah umat Islam. Ia pun bersilaturahmi ke kediaman ibunda Nike, ‘Mami’ Nining Ningsihrat.
Ningsihrat menuturkan, “Dia tidak punya apa-apa, shalatnya saja masih bolong-bolong. Tapi Nike tidak bisa mengejek orang sedikitpun, serta tidak mau mencampuri masalah orang lain.
Nike pernah bilang Abah angkatnya merupakan seorang Wali dan ia percaya itu. Dari Abah Guru Sekumpul, Nike dinasihati untuk mengerjakan shalat tepat waktu dan wirid berupa sholawat sebanyak 100 kali setiap hari, serta istighfar 100 kali setiap hari.
Setelah Nike wafat, saya sering bermimpi melihat Nike bahagia dengan sekelompok orang mengenakan busana serba putih. Ia sempat berpesan “Ibu, aku di sini bersama ayah angkatku.”
Seperti yang kita ketahui Abah Guru Sekumpul wafat karena sakit ginjal kronis 10 Agustus 2005, setelah menjalani perawatan intensif di salah satu rumah sakit di Singapura. Mudah-mudahan amalan yang diajarkan oleh Wali Allah, Abah Guru Sekumpul dan diamalkan oleh Almh Nike Ardilla menjadi suluh dan juga amalan terbaik bagi kita.
(Disarikan dari Ig : @berkat_guru sekumpul dan info nikeardilla_id)(RP).