Kabar Duka Langit Nusantara dari Kusuma Bangsa hingga Ayah Penerbang Multitasking

Kapten Pnb (Anm) Allan Safitra Indra Wahyudi, S. T. (Han) dan istri Dianka Firsta Brestianti (Foto : Istimewa.)

WanitaIndonesia.co, Jakarta – Penerbang menjadi profesi prestisius di masyarakat Indonesia karena sumber daya manusia masih sangat terbatas.

Selain membutuhkan skills khusus, profesi penerbang rentan bersinggungan dengan musibah di udara. Pekan ini dunia penerbangan Indonesia dikagetkan dengan dua musibah yang menimpa dua penerbang profesional dari kalangan militer dan sipil. Keduanya wafat saat menjalankan tugas.
Dalam lingkup kerja, serta keluarga mereka merupakan role models, ayah yang bertanggung jawab karena asa digantungkan kepada mereka.

Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi, S. T. (Han) Terbang Malam dan Tak Kembali.
Ia gugur sebagai Kusuma Bangsa sesaat setelah melakukan latihan terbang malam dengan misi night tactical intercept menggunakan pesawat tempur T-50i Golden Eagle.
Kontak terakhir pukul 19.25 WIB dan ia sempat berbicara tidak dapat melihat (blind). Pesawat yang dikendalikan hilang kontak dan jatuh di Desa Nginggil, Kradenan, Blora – Jawa Tengah, Senin, 18 Juli 2022.

Alm memiliki karir cemerlang di TNI AU.
Berprofesi sebagai penerbang tempur T-50i Golden Eagle membutuhkan skills tersendiri, karena jenis pesawat buatan Korea yang dibeli oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memiliki tingkat kesulitan berbeda dari jenis pesawat lainnya.

Dalam catatan, pesawat jenis tempur T-50i Golden Eagle telah mengalami empat kecelakaan serius, salah satunya jatuh pada saat atraksi Gebyar Dirgantara di Bandar Udara Adisutjipto, Minggu 20 Desember 2015.

Untuk menerbangkan pesawat jet tempur, penerbang harus belajar dan terus berlatih menyesuaikan dengan alutista TNI AU. Saat dinyatakan lulus sebagai penerbang tempur tahun 2018 oleh Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi, Allan lulus hanya bersama satu orang rekannya.
Negara melalui TNI AU menaikkan pangkat dari Lettu menjadi Kapten Pnb (Anumerta/ Anm) sebagai bentuk penghargaan atas pengabdian dan dedikasinya dalam dunia penerbangan.

Di saat libur kerja, Alm. Kapten Boy Awalia Asnil sibuk menyapih kedua anaknya.(Foto : Istimewa.)

Kapten Pnb (Anm) Allan Safitra Indra Wahyudi, S. T. (Han) meninggalkan istri Dianka Firsta Brestianti dan seorang anak yang masih kecil. Mereka baru saja melangsungkan pernikahan di bulan Agustus 2021.

Dalam rentang waktu tak begitu lama, Kamis 21/7/2022, musibah kembali menimpa dunia penerbangan sipil. Kapten Pilot Citilink, Boy Awalia Asnil wafat dalam tugas setelah terbang 15 menit dari Bandara Udara Juanda, Surabaya menuju Makassar. Pesawat dengan nomor penerbangan QG307 melakukan return to base (kembali ke bandara udara asal) karena pilot mengalami darurat kesehatan. Di saat mendarat Kapten Pilot Boy Awalia Asnil dinyatakan wafat.

Sebagai penerbang senior, Alm Boy merupakan pilot berprestasi yang keseharian dekat dengan keluarga dan rekan sekerja. Sempat bekerja di lima maskapai penerbangan dalam dan di luar negeri, keseharian usai bertugas, dilaluinya dengan mengasuh kedua buah hatinya.

Melalui unggahan terakhirnya di media sosial, Alm. Kapten Boy Awalia menceritakan upayanya menyapih kedua putranya. Peran multitasking tersebut sempat membuat dirinya ingin mundur dari profesinya sebagai penerbang dan fokus untuk membesarkan kedua buah hatinya. Ayah yang baik hati ini tidak ingin kehilangan momen di setiap perkembangan buah hatinya, namun oleh keluarganya ia diberikan spirit dan dilarang untuk berhenti kerja. Saat wafat, putra sulungnya telah lulus dari pesantren dan ia telah memiliki pasangan hidup yang baru. (RP).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini