In Loving Memori of Samuel Mulia

Perginya Insan Pers Multi Talented Berani Mengkritisi Karya Desainer Indonesia 

WanitaIndonesia.co, Jakarta – Langit Indonesia bersapu mendung ketika kabar duka ‘Sammy’ (Samuel Mulia) wafat diusianya yang ke 59 tahun, Sabtu, 25 Juni, 2022 karena penyakit ginjal kronis. Ia dikenal dan akan selalu dikenang sebagai pelopor jurnalis gaya hidup fashion dan lifestyle berwawasan luas, jujur, cerdas pemberani, lugas apa adanya.

Selain insan pers, dunia mode Tanah Air merasa kehilangan. Pada masanya, hingga sekarang ini tak banyak wartawan lifestyle (fashion maupun kuliner) yang berani mengkritisi produk yang ditampilkan oleh desainer. Umumnya lebih memilih dan senang menjadi penggembira. Duduk di zona aman, berharap tidak masuk daftar cekal sebagai jurnalis yang ‘diharamkan’ datang kala sang desainer kembali mengadakan peluncuran karyanya, karena sikap kritis yang ditampilkan.

Sammy menegaskan bahwa profesi jurnalis fashion dan gaya hidup itu merupakan prestise, ada pride dari talenta pelakunya yang harusnya sejajar dengan para desainer karena sifatnya saling membutuhkan.

Desainer butuh sarana promosi, jurnalis profesional menghendaki tulisannya bermutu dari karya serta pemikiran yang ditampilkan oleh pelakunya. Jadi bukan hanya sekedar menulis berita yang plek ketiplek dari press release.

Sammy sangat jeli dan detil memperhatikan, mengamati, serta mengkritisi keseluruhan aspek yang ditampilkan melalui karya desainer. Ia memiliki back ground dan pengalaman mumpuni yang didapat melalui proses belajar, bergaul, serta trampil membaca setiap perubahan zaman.

Sammy pernah berkata, “Bekal utama menekuni profesi jurnalis lifestyle, mampu menulis artikel yang menarik untuk dibaca. Wajib memiliki ilmu, bila perlu lebih dari seorang fashion desaigner. Sammy sempat mengenyam pendidikan mode di Prancis. Selain itu jurnalis fashion senang belajar seputar pembaharuan atau hal-hal baru di industri fashion yang terbilang sangat dinamis. Penting untuk menampilkan jati diri sebagai jurnalis lifestyle yang fashion, patuh dress code, tampil menarik, tidak berkeringat maupun berbau agar menyandang jurnalis berkompeten. ”

Dalam menghadiri undangan pagelaran mode, Sammy sangat teliti memperhatikan beragam aspek yang ditampilkan desainer pada karya busananya. Jika ada yang kurang perfect, seperti pada cutting atau jahitan yang kurang rapi, maupun potongan busana yang tidak sesuai tema, ia akan menyampaikannya langsung ke sang desainer. Tentu saja, desainer profesional sangat menghargai masukkan tersebut, namun yang mentalnya labil pastinya merasa tersinggung.

Passion sebagai wartawan telah membawa karirnya malang melintang di industri mode Tanah Air. Kehadiran menjadi semacam appreciate bagi para desainer Ai Syarif, jurnalis mode senior dan sahabat mengenang Sammy dan menyampaikan melalui tulisannya. “Banyak penulis fashion yang berkiblat ke beliau. Di eranya, sedikit sekali yang berani lugas, jujur dalam memberikan kritikan pada dunia fashion. Khususnya hasil presentasi desainer lokal. Baik kualitas jahitan, siluet, detil, hingga plagiat di runway.

Sammy pernah bergabung disejumlah media gaya hidup ternama seperti majalah Dewi dari Femina Group. Sammy berpengalaman menulis artikel fashion, hingga sering liputan fashion ke keluar negeri seperti Paris, Milan, New York, Tokyo. Belakangan Sammy menulis kolom Parodi di Harian Kompas. Tulisannya terinspirasi pada sejumlah isu gaya hidup yang menarik banyak pembaca, serta relate dengan keseharian masyarakat Indonesia. Profesi lainnya sebagai desainer dan berpengalaman sebagai brand consultant untuk Femina Group dan MRA Group majalah yang mengusung gaya hidup lifestyle.

“Carilah pelangi di setiap badai… Terbang laksana malaikat Bye… bye Sammy, suhu dan role models jurnalis fashion Indonesia  Aku tahu kau telah pergi Namun, profesionalitasmu akan tinggal menjadi inspirasi. (RP)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini