Cara Mengajarkan Anak Agar Menghormati Agama

wanitaindonesia.co – Duh, ini ia tiba lagi salah satu dari demikian ribu persoalan kanak- kanak yang membuat pusing orangtua buat mencari tanggapannya. Bertepatan agama keluarga kita serta keluarga Endru berlainan.

  • “ Ndak dapat, Nak. Zia tidak dapat turut Endru ke Sekolah Pekan.”
  • “ Mengapa, Bu?”
  • “ Sebab Endru ingin berlatih di situ, semacam Zia berlatih membaca ataupun ke sekolah malam- malam( dikala itu kita sekeluarga berangkat Tarawih di langgar sekolah Zia). Endru serta Zia, kan, agamanya berlainan.”
  • “ Oh, sedemikian itu.”

Peristiwa di atas terjalin kala bulan puasa 2012, di mana Zia serta Endru berapat akrab di lingkungan perumahan kita. Zia lagi dalam usianya mempunyai curiosity besar kerap menanya apa serta mengapa. Tahun ini merupakan tahun awal Zia berlatih di sekolah yang berplatform agama kita. Tahun ini bisa jadi Zia hendak mengetahui kalau di penghujung tahun ini kita sekeluarga

BACA JUGA:10 Potret Lawas Shah Rukh Khan dan Istri, Langgeng Meski Beda Agama

hendak terkumpul dengan keluarga besar buat kegiatan arisan periodik yang senantiasa diselenggarakan cocok di hari Idulfitri serta Natal( di rumah keluarga tertua yang memperingati hari besar itu). Bisa jadi ia hendak mengetahui jika arisan di rumah Eyang Eyang Senayan, ia hendak berjumpa yang namanya kupat serta“ damai tempel”, sebaliknya arisan di rumah Eyang di Pulomas, ia hendak memandang tumbuhan Natal serta hadiah- hadiah di bawahnya. Aku serta bapaknya lagi mempersiapkan diri bila berjumpa persoalan sekeliling perbandingan agama dalam keluarga kita yang bertepatan beraneka ragam.

Kita berdua mempunyai agama kalau tindakan yang hendak membuat kanak- kanak kala mereka mengalami bumi luar( saat ini ataupun nanti kala berusia) merupakan beberapa besar hasil pembuatan dari rumah kita. Harapannya nanti kanak- kanak dapat bertoleransi dengan perbandingan di sekelilingnya dengan cara bijak serta silih meluhurkan. Sesuatu perihal alami dalam suatu keluarga tentu orang berumur membutuhkan kanak- kanak serta keturunannya menjajaki agama yang dianut ibu dan bapaknya, walaupun nanti hendak jadi opsi batin mereka tiap- tiap. Hingga dari itu, kita berdua dikala ini lagi berkeliling otak gimana menerangkan yang namanya perbandingan agama serta perbandingan metode beribadah tanpa wajib menjelek- jelekkan agama ataupun agama yang tidak kita memeluk.

Aku ingat kala aku awal kali hendak masuk sekolah menengah yang bertepatan berplatform bukan agama yang aku memeluk. Sekolah itu ialah salah satu sekolah terbaik di kota aku, orang berumur aku berambisi aku dapat memperoleh pembelajaran yang terbaik. Guru membaca bunda aku serta ibu- ibu di lingkungan kita bermukim tiba ke rumah, bawa sebagian novel mengenai cerita para rasul kita. Dia menerangkan cocok agama yang kita memeluk, tanpa membanding- bandingkan gimana agama lain menggambarkan cerita para rasul itu. Sangat bijaksana metode dia, memperkaya ilmu agama aku tanpa menjelek- jelekkan agama yang lain.

Nanti, kala akal Zia terus menjadi bertumbuh, kita wajib menarangkan cocok dengan umurnya serta metode ia bisa membekuk serta memasak masukan dari kita. Perihal itu wajib dicoba sedikit untuk sedikit.

Pekan kemudian kala kita terletak di pusat perbelanjaan, bertepatan terdapat kegiatan keramaian Natal dengan pementasan figur Sylvanians dengan arak- arakan lagu Natal. Zia menanya pada aku:

  • “ Bunda, Zia ingin bersenandung serta nari serupa kanak- kanak yang di dasar itu.”
  • “ Ndak dapat, Nak.”
  • “ Mengapa, Bu?”
  • “ Sebab, mereka semacam Endru lagi memperingati hari rayanya, semacam Zia memperingati hari Idul Adha kemarin. Kita tidak bisa mengusik mereka yang lagi memperingati, serupa semacam Zia jika lagi membaca ataupun doa, kan, tidak ingin diusik pula.”
  • “ O, betul, Bu. Zia kurang ingat, kita, kan, tidak bisa mengusik orang lain.”

Bisa jadi kita memiliki metode yang berlainan, but we all dream a better place to live in this world without any prejudice and war, right? Bila kita dapat meluhurkan yang lain, yang lain juga hendak meluhurkan kita pula. Gimana Mom, bisa jadi terdapat masukan metode menerangkan sesuatu perbandingan agama?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini