Tips Untuk Ayah Mengurus Anak

wanitaindonesia.co – Memandang bagian suami aku yang tinggi- hitam- besar( brewokan pula!), siapapun rasanya susah yakin bila wujud semacam dirinya sanggup mengurus seseorang bocah, terlebih bocah newborn.

BACA JUGA: Mitos Ayah Yang Sering Diremehkan Saat Mengurus Anak

Tetapi dikala anak kita, Rakata( 19 bulan) lahir, ini kenyataannya:

  • Suamilah yang mengarahkan saya
  • metode yang betul menggendong Rakata.
  • Suamilah yang senantiasa mensterilkan ikatan pusar Rakata serta mengubah perbannya sampai puput.
  • Suamilah yang mengarahkan metode membuat Rakata berserdawa.
  • Suamilah yang mengambil alih popok di nursery room bila kita ke plaza di akhir pekan.

Apalagi, suami jugalah yang membersihkan Rakata( tiap hari!) sampai aku memiliki kegagahan memandikannya di umur 2 bulan—errr…sebenarnya aku kira- kira malu membenarkan kenyataan ini

: P

“ Kenapa dapat?”

Banyak sahabat ataupun kerabat yang kagum memandang keahlian suami. Aku sih cuma nyengir saja bila terdapat yang menanya.

“ Betul iyalah ahli, wong saat sebelum Rakata lahir, suami turut bimbingan menjaga bocah,” menyela aku dalam batin.

Bimbingan menjaga bocah? Yup, bimbingan ini lazim diadakan oleh sebagian Rumah sakit, paling utama Rumah sakit melahirkan serta Rumah sakit ibu- anak. Aku serta suami turut bimbingan di RSIA Bendungan, Manggarai, Jakarta Selatan, walaupun kita bukan penderita di Rumah sakit itu. Alibi memilah turut di mari simpel saja, sebab sehabis googling, kayaknya cuma di Rumah sakit ini yang kursusnya dapat diiringi dikala sedang berbadan dua. Sedangkan beberapa besar Rumah sakit lain, pada umumnya menunggu sampai si bunda melahirkan.

Dahulu, bulan Juli 2009, bayaran per partisipan Rp 30. 000, serta satu kategori terdiri dari 30- 40 partisipan. Awal mulanya, sih, tuturnya bimbingan ini cuma tertuju buat calon bunda. Tetapi, sebab banyak calon papa yang pula mau sertaan, jadilah tiap bimbingan dibuka beberapa pesertanya merupakan laki- laki!

Anyway, dalam bimbingan yang berjalan dari pagi sampai dekat jam 13. 30 ini, partisipan diajarkan bermacam perihal bawah menanggulangi bocah newborn. Mulai dari gimana metode mengutip bocah dari tempat tidur, metode menggendong, posisi menyusui yang betul, metode membuat bocah supaya dapat berserdawa, mengubah popok, mensterilkan ikatan pusar, langkah- langkah buat membersihkan, metode pijit bocah, sampai vitamin bunda menyusui.

Sepanjang berikan modul, instruktur memakai perlengkapan peraga berbentuk boneka bayi—meski sedemikian itu, instruktur mengharuskan partisipan buat menganggap boneka seperti bocah betulan. Suami aku luang‘ diomeli’, sebab dikala akan mengaplikasikan metode membersihkan, suami mengangkut‘ sang bocah’ dengan menarik kakinya duluan, hahaha.

Terbebas dari kesalahan- kesalahan lucu dikala bimbingan, bimbingan ini cukup mencerahkan serta terasa manfaatnya dikala Rakata lahir.

Selaku bunda baru—yang keletihan sehabis menempuh 9 bulan kehamilan serta lagi penyembuhan sehabis pembedahan caesar—saya merasa amat tertolong dikala suami berinisiatif‘ mengutip ganti’ Rakata saat sebelum serta sepulang ia ngantor, supaya aku dapat istirahat.

Apalagi dikala akhir pekan, suami kerap berikan‘ me time’ dengan melepaskan aku dari seluruh kewajiban mengurus Rakata. Seandainya suami dapat menyusui, bisa jadi saja kewajiban menyusui pula hendak didapat alih

: P

Tidak hanya profitabel untuk bunda, setahu aku kedudukan aktif papa dalam menjaga bocah pula berakibat positif—baik raga ataupun psikologis—bagi sang bocah. Salah satunya, terangkai jalinan hati antara keduanya. Untuk papa, masa- masa kencana ini pasti jadi pengalaman bernilai, sebab tidak hendak terulang bila buah hatinya telah besar.

Suami aku membenarkan, kalau turut bimbingan buatnya jadi lebih pede dalam menggenggam Rakata. Di bagian lain, suami merasa besar hati serta bermanfaat sebab turut menjaga langsung( apalagi sedikit sok sebab baginya ia lebih ahli dari aku dalam mengurus Rakata, hahaha).

Mom pasti sepakat dong, kalau hari ini, kewajiban menjaga bocah telah bukan lagi jadi peranan para bunda semata. Lezat saja‘ bikinnya’ serempak, tetapi hanya kita yang repot

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini