wanitaindonesia.co – Sekarang ini China sudah dikenal sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia. Namun tahukah kamu bagaimana China bisa jadi negara dengan tingkat perekonomian yang sangat besar seperti sekarang ini?
Melansir dari BBC, Senin (13/12/2021), semua ini berawal saat China berhasil masuk ke dalam Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) pada akhir 2001 lalu.
Sejak bergabung dengan WTO, ‘pasukan’ tenaga kerja murah China mulai memproduksi barang-barang yang menopang standar hidup dunia Barat. Berkat itu China dengan mulus memasukkan dirinya ke dalam rantai pasokan perusahaan-perusahaan terbesar dunia. Para ekonom menyebutnya sebagai “supply shock”, dan dampaknya tentu sangat mengejutkan.
Pada tahun 2000, China adalah pengekspor barang terbesar ketujuh di dunia, namun dengan cepat berhasil mencapai tempat nomor satu. Selain itu, dalam lima tahun setelah China bergabung dengan WTO, jumlah peti kemas di kapal yang masuk dan keluar dari China meningkat dua kali lipat dari 40 juta menjadi lebih dari 80 juta.
Pada 2011, satu dekade setelah negara itu menjadi anggota WTO, jumlah peti kemas yang masuk dan keluar dari China meningkat lebih dari tiga kali lipat menjadi 129 juta. Tahun lalu jumlahnya 245 juta, dan sementara sekitar setengah dari kontainer yang masuk ke China kosong, yang artinya sebagian besar kontainer ini digunakan China ekspor.
Namun setelah bergabung dengan WTO, produksi baja negara tersebut meledak menjadi sekitar 700 juta ton pada tahun 2012 dan melebihi satu miliar ton pada tahun 2020. Berkat itu sekarang ini China sekarang menyumbang 57% dari produksi dunia dan memproduksi baja secara signifikan lebih banyak daripada negara-negara lain di dunia.
Hal yang sama berlaku untuk ubin keramik, dan banyak bahan industri lainnya.
Di bidang elektronik, pakaian, mainan, dan furnitur, China juga berhasil menjadi sumber pasokan yang dominan. Hal ini tentu membuat Negeri Tirai Bambu itu menjadi salah satu negara yang paling berpengaruh pada rantai pasokan global saat ini. (oliv)