wanitaindonesia.co – Mama-Papa pasti sudah mengenal slogan ‘4 Sehat 5 Sempurna’, kan? Slogan ini sudah diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1952. Sampai saat ini, pedoman tersebut masih sangat populer. Padahal, tahukah Anda, bahwa ‘4 Sehat 5 Sempurna’ sudah tidak lagi berlaku?
Sekarang masyarakat didorong untuk mengikuti Pedoman Gizi Seimbang yang merupakan realisasi dari rekomendasi Konferensi Pangan Sedunia di Roma tahun 1992. Sekalipun ternyata sudah lama diimpelentasikan, rupanya tidak sedikit orang yang belum mengetahuinya.
Pahami 4 Pilar Gizi Seimbang
Anda perlu memahami dan menerapkan ‘4 Pilar Gizi Seimbang’ ini untuk keluarga. Apa sajakah itu?
1. Mengonsumsi Aneka Ragam PanganTidak ada satu pun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karenanya, kita harus mengombinasikan makanan yang mengandung karbohidrat, protein hewani dan nabati, vitamin dan mineral (dari sayur dan buah).
Kementerian Kesehatan merekomendasikan konsumsi:
- Karbohidrat (nasi, jagung, ubi, singkong): 3-4 porsi per hari
- Sayur: 3-4 porsi per hari
- Buah: 2-3 porsi per hari
- Lauk pauk (ikan, ayam, daging, telur, udang, tempe, tahu): 2-4 porsi per hari
- Air mineral: sekitar 2,5 liter per hari
Pelajari di sini untuk mengetahui porsi sayur yang cukup untuk anak. Katakan 6 hal ini tentang sayur & buah pada si kecil agar mereka mau makan sayur dan buah
2. Membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Hal ini bertujuan untuk menghindari agar tidak terpapar penyakit. Sebagian besar penyakit disebabkan oleh gaya hidup yang tidak bersih dan sehat, seperti jarang mencuci tangan setelah melakukan aktivitas, sebelum dan setelah makan, atau setelah dari kamar mandi.
Oleh karenanya biasakan untuk menjalankan kunci dari perilaku hidup bersih dan sehat berikut:
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
- Menutup makanan yang disajikan akan menghindarkan makanan dihinggapi lalat dan binatang lainnya serta debu yang membawa berbagai kuman penyakit.
- Selalu menutup mulut dan hidung bila bersin, agar tidak menyebarkan kuman dan virus penyebab penyakit.
- Selalu menggunakan alas kaki agar terhindar dari penyakit kecacingan.
Cari tahu manfaat mencuci tangan, 9 waktu wajib mencuci tangan, dan cara asyik mengedukasi anak untuk gemar cuci tangan di sini.
Baca juga: Kulit Kering Karena Sering Cuci Tangan, Ketahui 8 Solusinya!
3. Melakukan Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik merupakan salah satu upaya untuk menyeimbangkan antara pengeluaran dan pemasukan zat gizi utamanya sumber energi dalam tubuh. Selain itu, aktivitas fisik juga memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh termasuk metabolisme zat gizi. Oleh karenanya, aktivitas fisik berperan dalam menyeimbangkan zat gizi yang keluar dari dan yang masuk ke dalam tubuh.
Ikuti 18 Ide Permainan Agar Anak Aktif Bergerak berikut.
4. Memantau Berat Badan Secara Teratur
Salah satu indikator yang menunjukkan bahwa telah terjadi keseimbangan zat gizi di dalam tubuh adalah tercapainya berat badan yang normal, yaitu berat badan yang sesuai untuk tinggi badan atau dikenal dengan Indeks Masa Tubuh (IMT).
Rumus menghitung IMT: Berat Badan (kg)……………
Tinggi Badan (m) 2
Berikut ini adalah batas ambang IMT orang Indonesia berdasarkan Kementerian Kesehatan:
< 17,0 | Sangat Kurus (kekurangan berat badan tingkat berat) |
17 – < 18,5 | Kurus (kekurangan berat badan tingkat ringan) |
> 25,0-27,0 | Gemuk (kelebihan berat badan tingkat ringan) |
> 27,0 | Obesitas (Kelebihan berat badan tingkat berat) |
Sementara, untuk bayi dan balita, indikator yang digunakan adalah perkembangan berat badan sesuai dengan pertambahan umur yang dapat dipantau dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS).
Cari tahu Peluang Turunkan Berat Badan dengan 10.000 Langkah Per Hari
Nah, Pedoman Gizi Seimbang ini akan mudah dipelajari dengan grafik tumpeng berikut:
Jadi, pedoman gizi seimbang ini bukan hanya membicarakan soal makanan saja seperti ‘4 Sehat 5 Sempurna’, melainkan lebih lengkap. Karena, prinsipnya, menurut Kementerian Kesehatan, empat pilar ini merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk dengan memantau berat badan secara teratur.
Keluarga Anda sudah menerapkannya?