Site icon Wanita Indonesia

3 PASTI Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa, Tingkatkan Ekonomi dan Berdayakan Masyarakat Indonesia

Acara media briefing "Bagaimana Kurban Menggerakkan Peternakan Rakyat" di Jakarta, Jumat (17/5).

WanitaIndonesia.co, Jakarta – Kurban berperan penting dalam meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Hal ini didorong oleh berbagai program Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa yang menargetkan penerima manfaat dari hulu hingga hilir.

Di hulu, THK 1445 H Dompet Dhuafa melibatkan para peternak binaan dan mitra Dompet Dhuafa sebagai penerima manfaat program di bidang peternakan yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan pendampingan intensif, diharapkan jumlah peternak mandiri dapat meningkat. Di hilir, THK berkomitmen mendistribusikan daging kurban hingga pelosok Indonesia dan ke luar negeri. Ini merupakan upaya Dompet Dhuafa untuk meratakan konsumsi daging bagi masyarakat kelas menengah ke bawah, khususnya di wilayah-wilayah dengan kekurangan pasokan daging kurban. Sehingga di kota-kota besar tidak lagi mengalami surplus daging kurban.

“Inovasi terus kami lakukan, dengan berbagai program yang menyasar masyarakat di seluruh pelosok Indonesia. Berbasis peternakan rakyat, kami ingin memutus rantai kartel peternakan sehingga penerima manfaat dapat lebih luas,” jelas Dian Mulyadi, GM Komunikasi dan Teknologi Informasi, dalam sambutannya di acara media briefing “Bagaimana Kurban Menggerakkan Peternakan Rakyat” di Jakarta, Jumat (17/5).

Dalam program THK 1445 H, Dompet Dhuafa mengusung tema 3 PASTI: Pasti Jantan, yang memastikan hewan kurban adalah berkelamin jantan untuk menjaga pasokan daging di masa depan; Pasti Lolos Quality Control, dengan memastikan hewan kurban layak secara mutu kesehatan, bobot optimal, dan usia yang pantas, bekerja sama dengan dinas kesehatan hewan; dan Pasti Distribusi Hingga Pelosok Negeri, sebagai komitmen meratakan konsumsi daging kurban di wilayah dengan kekurangan pasokan.

“Sebanyak 40% kebutuhan daging Indonesia masih diimpor. Ini berbahaya jika terus berlangsung, mengingat konsumsi daging yang belum merata. Kurban diharapkan dapat meningkatkan konsumsi daging dan memperbaiki gizi masyarakat pedesaan. Namun, sektor peternakan terhambat oleh kartel yang masih luas. Lembaga zakat seperti Dompet Dhuafa diharapkan dapat memutus rantai kartel di sektor peternakan, sehingga peternak dapat bertransaksi langsung dengan pembeli,” ujar Muhammad Ishak Razak, Senior Researcher CORE Indonesia.

Menurut data CORE Indonesia, perputaran kurban tahun lalu mencapai Rp. 24,3 triliun. “Peningkatan jumlah indukan sapi harus tercapai, karena pertumbuhan sapi domestik tidak sampai 5%, sementara konsumsi daging terus meningkat. Maka, pengadaan impor masih diperlukan,” tambah Muhammad Ishak Razak.

Dalam kesempatan yang sama, Agus Salim, pendamping peternak Dompet Dhuafa Banten, menambahkan, “Daya serap kurban di perkotaan cukup besar, sehingga menyerap banyak hewan kurban dari daerah. Dengan Dompet Dhuafa, program Tebar Hewan Kurban membawa perubahan dalam pengelolaan kurban, sehingga daerah pelosok juga merasakan kehadiran kurban.”

Secara bisnis, model yang diterapkan mencakup breeding (pembibitan) untuk jangka panjang, fattening (penggemukan) untuk pasar kurban, dan trading (penjualan) untuk pasar aqiqah. Industri breeding perlu terus digalakkan karena mempengaruhi pengadaan hewan ternak, serta ketersediaan bank pakan.

Iwan, penerima manfaat Program Peternakan Dompet Dhuafa Banten, mengatakan, “Setiap Idul Adha, kadang ada daging kurban, kadang tidak. Awalnya saya dibantu Kampus Bisnis Umar Usman dengan 20 ekor hewan ternak. Alhamdulillah, tahun ini Dompet Dhuafa Banten mendorong saya untuk memajukan peternakan hingga mencapai 100 ekor ternak.”

“Untuk distribusi daging kurban ke Palestina, Dompet Dhuafa menggunakan daging kalengan untuk mencegah pembusukan. Daging kalengan sudah semi bumbu, dan kami menargetkan hewan sapi untuk Palestina,” pungkas Bobby P. Manullang. (adv)

Exit mobile version