Sebagai umat Muslim, kita sudah diberikan suri tauladan dalam menjalani kehidupan, termasuk dalam berumah tangga. Yup, beliau adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah menjadi panutan karena pandai mengistimewakan istrinya.

Freepik.com/Wirestock

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُول اللَّه صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ : أَكْمَل الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهمْ خُلُقًا، وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ … رواه الترمذي وغيره

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan sebaik-sebaik kamu adalah orang yang paling baik kepada istrinya.” (HR. At-Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu Hibban)

Dalam hadis ini, dikatakan bahwa laki-laki yang paling baik adalah mereka yang memperlakukan istrinya dengan baik. Lantas, apa saja akhlak mulia Rasulullah terhadap istri? Cari tahu selengkapnya dalam artikel Popbela ini, ya!

1. Mengobrol dengan istri

Freepik.com/Freepik

Bercengkerama dengan istri adalah salah satu perkara yang bermanfaat, bahkan termasuk ibadah. Namun, perbincangan itu pun harus seputar hal-hal yang bermanfaat, baik untuk perkara dunia maupun akhirat.

“Adalah dahulu Nabi shallallahu alaihi wa sallam jika berkumpul bersama Aisyah radhiallahu anha di malam hari, maka Rasulullah berbincang-bincang dengan putri Abu Bakar Radhiallahu anhumma.” (HR. Bukhari)

2. Mencium istri sebelum pergi

Pexels.com/Artem Podrez

Salah satu sisi romantis Rasulullah ialah beliau mencium istrinya sebelum keluar untuk salat. Hal ini menunjukkan bagaimana Rasulullah mengekspresikan cinta serta memperlihatkan kelembutan beliau dalam memperlakukan istrinya. Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, dia berkata,

“Rasulullah selalu mencium istrinya sebelum keluar untuk salat, kemudian keluar menunaikan salat tanpa berwudhu dahulu.” (HR. Ahmad)

3. Memberikan pujian kepada istri

Freepik.com/Freepik

Meski terkesan sepele, tapi pujian memiliki efek yang besar dalam suatu hubungan. Memberikan pujian itu juga menandakan baiknya suami terhadap sang istri. Rasulullah mencontohkan bagaimana beliau memanggil Aisyah radhiyallahu ‘anha, sang istri tercinta dengan panggilan sayang Humaira, artinya wahai pipi yang kemerah-merahan. Dari ‘Aisyah, ia berkata,

دَخَلَ الحَبَشَةُ المسْجِدَ يَلْعَبُوْنَ فَقَالَ لِي يَا حُمَيْرَاء أَتُحِبِّيْنَ أَنْ تَنْظُرِي

“Orang-orang Habasyah (Ethiopia) pernah masuk ke dalam masjid untuk bermain, lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggilku, “Wahai Humaira (artinya: yang pipinya kemerah-merahan), apakah engkau ingin melihat mereka?” (HR. An Nasai)

4. Ikut membantu pekerjaan rumah tangga

Pexels.com/Jack Sparrow

Secara hukum asal, urusan dapur dan pekerjaan rumah merupakan kewajiban istri. Kendati demikian, hal ini tak menghalangi Rasulullah untuk ikut turun tangan membantu pekerjaan istrinya.

عَنْ عُرْوَةَ قَالَ قُلْتُ لِعَائِشَةَ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِيْنَ أي شَيْءٌ كَانَ يَصْنَعُ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا كَانَ عِنْدَكِ؟ قَالَتْ: “مَا يَفْعَلُ أَحَدُكُمْ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ يَخْصِفُ نَعْلَهُ وَيُخِيْطُ ثَوْبَهُ وَيَرْفَعُ دَلْوَهُ”

Urwah bertanya kepada Aisyah, “Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala bersamamu (di rumahmu)?” Aisyah menjawab, “Beliau melakukan seperti apa yang dilakukan salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya. Beliau mengesol sandalnya, menjahit bajunya dan mengangkat air di ember.” (H.R. Ibnu Hibban).

5. Mandi bersama istri

Pexels.com/Ba Tik

Salah satu hal yang bisa memupuk cinta antara pasangan suami istri adalah mandi bersama setelah berhubungan intim. Hal ini bahkan dianjurkan oleh Rasulullah dalam ucapan dan praktiknya, di mana beliau pernah mandi dalam satu wadah bersama istrinya, Aisyah.

قَالَتْ عَائِشَةُ كُنْتُ أَغْتَسِلُ أَنَا وَرَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مِنْ إِنَاءٍ وَاحِدٍ وَنَحْنُ جُنُبَانِ.

“Aku dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi bersama dalam suatu wadah yang sama sedangkan kami berdua dalam keadaan junub.” (HR. Bukhari dan Muslim)

6. Berpenampilan prima di hadapan istri

Freepik.com/Prostooleh

Bukan hanya istri saja yang perlu menjaga penampilannya di hadapan suami. Bahkan, Rasulullah sudah mencontohkan bahwa beliau selalu menjaga penampilannya di depan istri dan keluarga, yakni dengan bersiwak. Berikut Aisyah, salah satu istri Rasul shallallahu ‘alahi wa sallam menyampaikan pengamatannya,

“أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ بَدَأَ بِالسِّوَاكِ”

“Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam jika masuk ke rumahnya, hal yang pertama kali beliau lakukan adalah bersiwak.” (HR. Muslim)

7. Membela istri dan berhusnuzan kepadanya

Pexels.com/Yan Krukov

Seorang suami hendaknya selalu berhusnuzan atau berpikiran positif tentang istrinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang suami untuk mencari-cari kesalahan istrinya. Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ يَطْرُقَ الرَّجُلُ أَهْلَهُ لَيْلاً يَتَخَوَّنُهُمْ أَوْ يَلْتَمِسُ عَثَرَاتِهِمْ

“Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam melarang seseorang mendatangi istrinya di malam hari untuk mencari-cari tahu apakah istrinya berkhianat kepadanya atau untuk mencari-cari kesalahannya” (HR. Muslim)

8. Tidak melupakan kebaikan istri karena kesalahan yang diperbuat

Freepik.com/Senivpetro

Tak ada orang yang sempurna, begitu pun dengan suami maupun istri. Masing-masing pasangan pasti pernah melakukan kesalahan sehingga kita perlu memahami kekurangan satu sama lain lalu terus berusaha memperbaiki diri. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda,

لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِىَ مِنْهَا آخَرَ

“Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah. Jika si pria tidak menyukai suatu akhlak pada si wanita, maka hendaklah ia melihat sisi lain yang ia ridhai.” (HR. Muslim, no. 1469).

9. Tidak bosan untuk terus menasihati istri dan keluarga

Freepik.com/Rawpixel.com

Permasalahan dalam rumah tangga adalah hal yang wajar. Namun, jangan sampai hal itu membuat kasih sayang antara suami istri memudar, bahkan hingga menghancurkan keharmonisan pernikahan.

Agar tidak terjadi, maka Rasulullah mengajarkan umatnya untuk tak bosan memberikan nasihat kepada istri dan keluarga saat mereka melakukan kesalahan. Tentunya hal ini dilakukan dengan cara yang lembut dan tidak menyakiti hati pasangannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,

“أَلاَ وَاسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا”

“Ingatlah, hendaknya kalian berwasiat yang baik kepada para istri.” (HR. Tirmidzi)

10. Tidak pernah memukul dan menjelek-jelekkan istri

Pexels.com/Yan Krukov

Lelaki sejati tidak akan memukul istrinya semarah apa pun ia kepada pasangannya. Namun, jika seorang istri membangkang kepada suami, maka diperbolehkan memukul dengan pukulan yang tidak menyebabkan cedera dan tidak pula mengenai wajah. Sebagaimana dikatakan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa beliau bersabda,

مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- ضَرَبَ خَادِماً لَهُ قَطُّ وَلاَ امْرَأَةً لَهُ قَطُّ وَلاَ ضَرَبَ بِيَدِهِ شَيْئاً قَطُّ إِلاَّ أَنْ يُجَاهِدَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ

“Aku tidaklah pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memukul pembantu, begitu pula memukul istrinya. Beliau tidaklah pernah memukul sesuatu dengan tangannya kecuali dalam jihad (berperang) di jalan Allah”. (HR. Ahmad)

Itulah 10 akhlak mulia Rasulullah terhadap istri yang patut kita teladani.